US Capitol. (Foto: The Hill)
WASHINGTON, DDTCNews – Grup perdagangan perusahaan yang bergerak di sektor hidromassa, tenaga air (hyrdropower), serta sumber energi lainnya mendorong Kongres melakukan pembaruan terkait regulasi kredit pajak dengan memperpanjang masa berlakunya bagi industri mereka sebelum akhir tahun ini.
Dalam surat yang mereka tulis kepada Kongres, mereka mengungkapkan kurangnya pemberian kredit pajak akan melemahkan daya saing grup tersebut terhadap industri di sektor sumber lainnya seperti angin dan sinar matahari.
“Kami meminta Kongres memperbarui ketentuan keringanan pajak sebelum akhir tahun ini. Banyak hari telah berlalu tanpa ada penambahan jangka waktu keringanan pajak. Hal ini menyebabkan timbulnya ketidakpastian bagi para pengembang proyek di industri kami,” tulis grup tersebut, kemarin (7/9).
Selain itu, tidak adanya penambahan masa keringanan pajak membuat komunitas investor menangkap adanya sinyal pasar yang kurang positif bagi industri di sektor tersebut.
Dalam surat itu, grup tersebut juga menyatakan hasil akhir dari kebijakan keringanan pajak yang menggantung dapat mengakibatkan kurangnya keandalan dari sumber-sumber energi terbaru tersebut.
“Kami percaya ini bukanlah bagian dari keinginan Kongres dan tidak sejalan dengan strategi untuk meningkatkan pasar sumber energi terbaru,” ungkap surat tersebut seperti dilansir The Hill.
Surat itu telah ditandatangani oleh Asosiasi Hydropower Nasional, Dewan Biogas Amerika, Asosiasi Tenaga Biomassa, dan Dewan Pemulihan Energi.
Sebagai tambahan informasi, Pemerintah Amerika Serikat memperpanjang kredit pajak bagi perusahaan yang memproduksi daya, meskipun masa berlaku antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain berbeda.
Proyek sumber energi angin dapat menggunakan kredit pajak hingga 2019, sedangkan untuk sumber energi lainnya seperti geothermal, biomassa, tenaga air, dan limbah padat hanya mendapat kredit pajak hingga akhir tahun ini. Hal inilah yang dapat menimbulkan persaingan kurang sehat dengan perusahaan yang bergerak di sumber energi angin. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.