Ilustrasi.
CAPE TOWN, DDTCNews – Keputusan Pemerintah Afrika Selatan untuk memunda kenaikan tarif pajak gula hingga 2023 mendapatkan respons positif dari pemangku kepentingan lainnya.
Kepala Eksekutif Asosiasi Penanaman Tebu Afrika Selatan Thomas Funke menyambut baik adanya penundaan kenaikan pajak gula. Dia menyarankan pemerintah untuk fokus menilai kembali kebijakan tersebut selama masa penundaan ini.
“Pengumuman tersebut memberikan dampak positif bagi petani dalam jangka pendek ini. Namun, penting bagi pemerintah untuk fokus menilai implikasi jangka panjang,” katanya seperti dilansir mg.co.za, Rabu (6/4/2022).
Funke menilai kenaikan pajak gula akan memperburuk masalah yang sudah dihadapi industri sebagai akibat dari kenaikan biaya input, termasuk solar dan pupuk. Di sisi lain, pemerintah juga dinilai gagal membuktikan tujuan dari penerapan pajak gula.
“Pemerintah gagal menghasilkan bukti apa pun hingga saat ini bahwa pajak tersebut berdampak pada penurunan tingkat obesitas di negara ini,” katanya seperti dilansir mg.co.za.
Pemerintah Afrika Selatan sebelumnya berencana menaikkan tarif pajak gula pada 1 April 2022. Tarif pajak ditingkatkan dari ZAR2,21 menjadi ZAR2,31 per gram gula. Minuman berpemanis dengan gula lebih dari 4 gram per 100 ml juga akan dikenai pajak tersebut.
Tambahan informasi, pajak gula diterapkan pertama kali di Afrika Selatan pada 2018. Pajak gula dikenakan untuk semua jenis minuman berpemanis nonalkohol, kecuali jus buah. Pemajakan ini bertujuan untuk meredam tingkat obesitas di negara tersebut. (rig)