IRLANDIA

Irlandia Kaji Larangan Rokok Sepenuhnya & Kenaikan Pajak Signifikan

Redaksi DDTCNews
Jumat, 31 Desember 2021 | 17.00 WIB
Irlandia Kaji Larangan Rokok Sepenuhnya & Kenaikan Pajak Signifikan

Ilustrasi.

DUBLIN, DDTCNews - Layanan kesehatan Irlandia atau Health Service Executive/HSE mengusulkan 2 opsi kebijakan untuk membatasi akses warga terhadap produk turunan tembakau seperti rokok.

HSE menyampaikan pembatasan atau larangan penjualan terhadap rokok diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Terdapat 2 opsi yang diusulkan yaitu melarang total penjualan atau meningkatkan pajak penjualan.

"HSE sedang mempertimbangkan larangan total penjualan tembakau dalam upaya mengakhiri aktivitas merokok di Irlandia," tulis keterangan HSE dikutip pada Jumat (31/12/2021).

BPJS Kesehatan Irlandia itu menyampaikan opsi larangan penjualan rokok bisa dilakukan secara bertahap. Pada langkah awal pemerintah bisa membatasi jumlah toko yang memiliki izin menjual produk olahan tembakau baik rokok konvensional maupun rokok elektrik.

Opsi kedua yang ditawarkan adalah kenaikan tinggi pajak penjualan rokok. Kenaikan beban pajak dipatok pada angka 20% per tahun untuk penjualan rokok di pasar domestik.

"Hasil penelitian juga mengeksplorasi kenaikan pajak tahunan hingga 20% untuk penjualan produk tembakau," terang HSE.

Kedua opsi ini akan dilakukan jajak pendapatan publik pada 2022. Hasil survei dalam bentuk respons publik terhadap proposal tersebut menjadi basis HSE merancang rencana program strategis Irlandia Bebas Tembakau 2022.

Selain itu, upaya lebih keras HSE terhadap industri tembakau terinspirasi kebijakan Selandia Baru yang melarang generasi muda membeli rokok. Pemerintah Selandia Baru pada bulan ini memutuskan bahwa setiap warga yang lahir setelah tahun 2008 dilarang membeli rokok.

Selain itu, penyakit akibat merokok juga menjadi beban berat bagi pelayanan kesehatan nasional. Ribuan orang tercatat perlu dirawat setiap pekannya akibat penyakit yang berkaitan erat dengan rokok.

"100 orang meninggal setiap pekan dan 1.000 orang mendapatkan perawatan rumah sakit karena konsumsi tembakau," terang HSE. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.