INGGRIS

Duh, Gary Lineker Kena Tagih Pajak Rp97 Miliar

Redaksi DDTCNews
Minggu, 9 Mei 2021 | 15.01 WIB
Duh, Gary Lineker Kena Tagih Pajak Rp97 Miliar

Gary Lineker (kiri) bersama sahabatnya Diego Armando Maradona. (Foto: thequint.com)

LONDON, DDTCNews - Pundit acara sepak bola sekaligus legenda sepak bola asal Inggris Gary Lineker tengah menghadapi sengketa dengan HMRC karena kurang bayar setoran pajak sebesar £4,9 juta atau setara Rp97 miliar.

Agen Lineker, John Holmes mengonfirmasi kasus sengketa pajak dengan HMRC atas penghasilan yang didapat pada beberapa tahun pajak. Menurutnya, sengketa pajak di pengadilan sudah berlangsung lebih dari satu tahun.

Dia menjelaskan otoritas pajak Inggris menuding Gary Lineker memiliki penghasilan sebagai pegawai terselubung. Pasalnya, mekanisme pembayaran kontrak kerja Lineker dilakukan melalui perusahaan pribadi yaitu Gary Lineker Media.

Dengan demikian, atas penghasilan itu dikenakan tarif PPh badan yang jauh lebih rendah dari beban tarif PPh orang pribadi. "Ini jadi pertanyaan apakah dia dipekerjakan BBC atau tidak, kebanyakan orang yang memahami hukum ketenagakerjaan akan berkata tidak," katanya, Jumat (7/5/2021).

Adapun dokumen pengadilan pajak yang rilis bulan lalu menyebutkan HMRC menagih kekurangan pembayaran pajak sebesar £4,9 juta yang terdiri dari dua komponen. Pertama, tagihan piutang pajak sebesar £3,6 juta dan ditambah £1,6 juta dalam bentuk iuran asuransi kesehatan nasional.

HMRC menuding eks pemain Everton dan Barcelona itu tidak membayar pajak dengan benar untuk tahun fiskal 2013/2014 dan 2016/2017 saat mendapatkan kontrak dari BBC. Kemudian pada tahun pajak 2015/2016 saat terikat kontrak dengan BT Sport.

Upaya HMRC mengejar praktik penghindaran pajak mulai gencar dilakukan saat UU antipenghindaran pajak orang pribadi diperkenalkan pada 2019. Sejak saat itu, HMRC mulai menagih pajak atas skema pembayaran kontrak kerja orang pribadi yang dilakukan melalui perusahaan.

Skema tersebut mampu menghindari pembayaran PPh orang pribadi Inggris. Untuk selanjutnya, pembayaran PPh berdasarkan ketentuan badan usaha yang memiliki tarif lebih rendah ketimbang beban PPh OP.

Sementara itu, CEO jasa konsultasi finansial Contractor Calculator Dave Chaplin mengatakan upaya HMRC menyasar selebriti dan tokoh publik tidak lain untuk menambah penerimaan negara pada masa pandemi.

Menurutnya, HMRC seharusnya melakukan pendekatan persuasif kepada kelompok freelance kelas premium seperti Lineker. Pasalnya, kelompok wajib pajak ini pada akhirnya menyetor pajak lebih banyak ke kas negara.

"HMRC seharusnya berterima kasih kepada para premium freelance atas kontribusinya dan bukan menjadikan mereka korban dengan cap sebagai pengemplang pajak," imbuhnya seperti dilansir irishtimes.com. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Facebook DDTC
Twitter DDTC
Line DDTC
WhatsApp DDTC
LinkedIn DDTC
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.