Ilustrasi. (DDTCNews)
LONDON, DDTCNews ā Pengelola Bandara Heathrow berencana menggugat secara hukum terhadap keputusan pemerintah yang akan menghapus kebijakan pengembalian PPN atau tax refund untuk turis asing yang berkunjung ke Inggris mulai 31 Desember 2020.
Jubir bandara tersibuk di Inggris tersebut mengatakan keputusan pemerintah makin menekan industri penerbangan dan sektor ritel. Tak hanya itu, daya saing pelaku usaha juga tergerus lantaran Inggris menjadi satu-satunya negara di Eropa yang tidak menerapkan tax refund.
"Departemen Keuangan telah gagal melakukan analisis ekonomi yang tepat dan gagal memahami implikasi kebijakan ini terhadap hilangnya pekerjaan di berbagai sektor," katanya dikutip Selasa (3/11/2020).
Gelombang protes atas kebijakan pemerintah yang menghapus skema pengembalian pajak tidak hanya datang dari industri penerbangan. Industri ritel Inggris juga akan melakukan gugatan hukum terhadap keputusan pemerintah.
Salah satunya datang dari raksasa ritel spesialis tax refund turis asing Global Blue. Korporasi juga dilaporkan akan mengambil bagian untuk melakukan tindakan hukum kepada pemerintah yang akan diumumkan pada pekan ini.
Mark & Spencer dan Selfridges bahkan sudah merilis laporan dampak kebijakan bagi industri ritel di Inggris. Laporan tersebut menyebutkan penghapusan tax refund akan mengurangi minat belanja turis asing sampai dengan miliaran poundsterling.
Selanjutnya, potensi penerimaan pajak yang hilang karena lesunya volume belanja ditaksir mencapai Ā£2 miliar atau setara dengan Rp37,7 triliun per tahun. Kebijakan ini juga berpotensi menghilangkan sekitar 70.000 pekerjaan di seluruh wilayah Inggris.
Asosiasi pelaku usaha ritel/Association of International Retail (AIR) mendesak otoritas fiskal untuk meninjau kembali penghapusan tax refund. AIR menegaskan kebijakan fiskal seharusnya melindungi daya saing Inggris sebagai negara tujuan belanja dan ritel di Eropa.
"Semua pihak bertanggung jawab untuk tetap mempekerjakan ribuan orang dan mengamankan miliaran pound pengeluaran wisatawan internasional setiap tahun. Kami sedang menjajaki semua opsi yang tersedia untuk keputusan ini," sebut AIR seperti dikutip dari Yahoo Finance. (rig)