Pemadangan kota Riyadh, setelah pemerintah melonggarkan jam malam, diberlakukan untuk menekan laju sebaran virus corona (COVID-19), di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/6/2020). Gambar diambil 21 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ahmed Yosri/hp/djo
RIYADH, DDTCNews—Masyarakat Arab Saudi berlomba-lomba memborong barang-barang di sejumlah pusat perbelanjaan menyusul akan dinaikkannya pajak pertambahan nilai (PPN) di negara tersebut pada 1 Juli 2020.
Kerajaan Arab Saudi memberlakukan tarif PPN baru dari sebelumnya 5% menjadi 15% mulai 1 Juli 2020. Kenaikan tarif PPN tersebut dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dan mempertahankan ruang fiskal di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu pedagang produk elektronik yang diwawancarai oleh The National, Aziz Abu Shaker mengatakan usahanya mengalami peningkatan penjualan sepanjang pekan terakhir ini menjelang naiknya tarif PPN.
"Banyak orang membeli produk elektronik pada menit-menit terakhir menjelang kenaikan PPN. Wacana kenaikan PPN dan dilonggarkannya pembatasan sosial turut berkontribusi pada peningkatan konsumsi pada pekan ini," ujarnya, dikutip Selasa (30/6/2020).
Barang yang diborong masyarakat Arab Saudi di pusat perbelanjaan antara lain barang mewah seperti jam, perhiasan, hingga kosmetik. Bahkan ada beberapa konsumen yang membeli mobil baru menjelang peningkatan tarif PPN.
Abdulgader Al Zahrani mengatakan dirinya sudah mulai membeli berbagai macam barang-barang mewah sejak pembatasan sosial mulai dilonggarkan dan munculnya rencana peningkatan PPN.
Meski mahal, ia mengaku tabungan yang dimilikinya meningkat selama masa pembatasan sosial. Oleh karena itu, ia menganggap perlu membelanjakan uang yang terkumpul tersebut sebelum tarif PPN yang baru berlaku.
“Saya membeli kulkas baru, pakaian, hingga peralatan baru untuk rumah saya,” kata Al Zahrani.
Di tempat berbeda, pengusaha perhiasan emas di Riyadh, Yasin Ali mengakui ada kenaikan permintaan emas belakangan ini. Menurutnya, jumlah pengunjung toko perhiasannya meningkat ke jumlah yang setara dengan sebelum pandemi Covid-19.
"Saya tidak mengira hal seperti ini bisa terjadi," katanya dilansir dari Arab News.