Ilustrasi.
LONDON, DDTCNews—Para pengusaha otomotif Inggris mendesak adanya insentif berupa penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk mobil listrik di tengah kondisi ekonomi global yang melempem.
Kepala Eksekutif Asosiasi Produsen dan Pedagang Motor (Society of Motor Manufacturers and Traders/SMMT) Mike Hawes mengatakan kinerja penjualan mobil listrik saat ini terus menurun.
Menurutnya, pemerintah perlu membantu para pengusaha mobil listrik melalui sejumlah insentif seperti penghapusan PPN agar rencana pemerintah menuju kendaraan yang ramah lingkungan dapat terwujud.
“Sudah waktunya mengubah pendekatan, konsumen harus didorong untuk berinvestasi pada mobil bebas emisi. Untuk itu, pemerintah harus berani membuat kendaraan ini menjadi lebih terjangkau dan nyaman,” katanya di London, Jumat (6/3/2020).
Hawes menyebut jumlah mobil listrik baru pada Februari 2020 menurun 3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Jika dihitung sejak Januari, penjualan mobil listrik bahkan turun 6% ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Apabila penghapusan PPN dikabulkan, Hawes menghitung harga kendaraan listrik turun atau hemat £5.600 atau sekitar Rp103,49 juta. Dia optimistis masyarakat akan lebih tertarik untuk beralih menggunakan kendaraan tanpa emisi.
“Kami juga optimistis penjualan mobil listrik meningkat hingga 1 juta unit dalam lima tahun mendatang. Sejalan dengan pengalihan itu juga berpotensi membuat produksi CO2 berkurang hingga 1,2 juta ton,” tutur Hawes.
Sementara itu, pakar kendaraan Benjamin Hunt mendukung penghapusan tarif PPN demi membantu perpindahan dari mobil diesel ke mobil listrik. Menurutnya, mobil listrik dengan harga terjangkau sudah saatnya diwujudkan.
"Meskipun kesadaran itu tumbuh dari penghematan uang karena beralih pada mobil hibrida, plug-in hybrid, atau mobil listrik murni, itu tidak jadi soal," ujarnya sebagaimana dilansir dari Express UK. (rig)