Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
MANILA—Pemerintah Filipina berhasil mengumpulkan penerimaan pajak sebesar 6,42 miliar peso Filipina atau setara Rp1,71 triliun dari perusahaan-perusahaan judi online atau Philippine Offshore Gaming Operators (POGOs) sepanjang 2019.
Angka itu tercatat naik 169 persen dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan 2,38 miliar peso, demikian Kementerian Keuangan Filipina dalam pernyataan yang dirilis Ahad, (26/01/2020).
Otoritas Pajak Filipina (Bureau of Internal Revenue/BIR) merinci total penerimaan pajak dari POGOs tersebut di antaranya withholding tax sebesar 5,13 miliar peso, pajak penghasilan 644,07 juta, PPN 91,13 juta, dan lainnya.
Kenaikan penerimaan pajak yang signifikan dari POGOs ini bukan tanpa sebab. Selama ini, masih ada pelaku POGOs yang belum bayar pajak secara benar. BIR bahkan mengeluarkan 170 pemberitahuan untuk menagih 27,35 miliar peso.
Pemerintah Filipina pun melakukan berbagai cara agar pungutan pajak dari POGOs itu bisa maksimal, di antaranya dengan menjalin kesepakatan antara pemerintah dengan stakeholder lainnya pada Maret 2019.
Dalam kesepakatan tersebut, pemerintah, perusahaan POGOs hingga Philippine Amusement and Gaming Corp., Securities—selaku pemberi lisensi bagi perusahaan-perusahaan POGOs berkomitmen memberantas praktik penghindaran pajak.
Tindak lanjut dari kesepakatan itu di antaranya memberantas praktik penghindaran pajak yang dilakukan pekerja asing dengan mengharuskan mereka untuk memiliki identitas pajak atau NPWP sebelum diperbolehkan bekerja.
Tak hanya itu, BIR juga sempat menutup usaha dari pelaku POGOs di antaranya The Great Empire Gaming & Amusement Corp (GEGAC). Penyedia POGOs itu ditutup lantaran tidak mendaftar sebagai pemungut PPN.
Pada Oktober 2019, BIR juga menggembok kantor pusat Altech Innovations Business Outsourcing di Paranaque dan kantor cabangnya di Pasay City lantaran tidak juga mendaftar sebagai pemungut PPN.
Sebelum 2019 berakhir, BIR juga menindak New Oriental Club 88 Corporation. Menurut BIR, perusahaan itu tidak melaporkan jumlah pekerja asing secara benar, dari seharusnya 23.000 orang, hanya 6.736 orang yang justru dilaporkan.
Dilansir dari CNNphilippines, jumlah pelaku POGOs saat ini tercatat 218 perusahaan dan telah memperkerjakan sekitar 108.914 tenaga kerja. (rig)