Ilustrasi.
BERLIN, DDTCNews – Pemerintah Jerman memangkas proyeksi penerimaan pajak tahun 2025 hingga 2029 senilai €81,2 miliar atau Rp1.496 triliun
Menurut Kementerian Keuangan Jerman, penerimaan pajak tidak akan mencapai proyeksi awal akibat rendahnya pertumbuhan ekonomi dan banyaknya keringanan pajak yang diberikan.
"Angka ini menunjukkan bahwa kita perlu memperkuat pendapatan melalui pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Itu adalah satu-satunya cara untuk memperlonggar ruang fiskal," kata Menteri Keuangan Jerman Lars Klingbeil, dikutip pada Minggu (18/5/2025).
Khusus pada 2025, proyeksi penerimaan pajak pemerintah pusat dipangkas €600 juta, sedangkan proyeksi penerimaan pajak pemerintah kota diturunkan €3,5 miliar. Berbanding terbalik, proyeksi penerimaan pajak negara bagian justru dikoreksi naik €1,1 miliar.
Jerman merupakan satu-satunya negara G-7 yang mencatatkan stagnasi pertumbuhan ekonomi dalam 2 tahun terakhir. Stagnasi ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan.
Perekonomian Jerman diperkirakan akan bertumbuh hanya sebesar 0,1% baik pada 2025 maupun pada 2026 akibat bea masuk sebesar 25% yang dikenakan atas baja, alumunium, dan mobil yang diekspor ke AS.
"Perekonomian kita masih berada dalam kondisi yang sulit," ujar Klingbeil seperti dilansir kfgo.com.
Guna mendorong pertumbuhan ekonomi, Jerman di bawah pemerintahan Perdana Menteri Friedrich Merz berencana untuk menurunkan tarif pajak korporasi, merevitalisasi infrastruktur, dan memangkas birokrasi.
"Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jerman. Melalui upaya ini, kita akan kembali menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang dikagumi dunia," tutur Merz seperti dilansir france24.com.
Secara terperinci, tarif pajak korporasi akan diturunkan secara gradual mulai 2028. Rencananya, tarif pajak korporasi akan diturunkan secara bertahap sebesar 1 poin persentase setiap tahunnya.
Pemerintah Jerman juga akan mengalokasikan anggaran senilai €150 miliar guna memperbaiki infrastruktur yang terbengkalai. (rig)