HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Muhamad Wildan
Minggu, 20 Oktober 2024 | 14.00 WIB
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Ilustrasi.

HONG KONG, DDTCNews – Pemerintah Hong Kong akan memangkas bea masuk atas minuman beralkohol dalam rangka memulihkan industri pariwisata dan hiburan di negara tersebut.

Chief Executive Hong Kong John Lee menyatakan Hong Kong mengenakan bea masuk dengan tarif di atas 30% terhadap minuman-minuman beralkohol. Sementara itu, brandy, whisky, dan gin dikenai bea masuk lebih besar, yaitu 100%.

"Kebijakan ini diperlukan untuk mendorong pariwisata serta konsumsi makanan dan minuman. Hong Kong akan terus menjadi negara yang makmur. Kita harus manfaatkan setiap peluang untuk membuat kemajuan dan memperbarui diri," katanya, dikutip pada Minggu (20/10/2024).

Ke depan, lanjut Lee, tarif bea masuk atas impor minuman beralkohol akan dipangkas dari 100% menjadi 10%. Tak hanya itu, tarif baru tersebut diberlakukan hanya atas bagian harga impor di atas HK$200.

Dia menilai pemangkasan bea masuk tersebut sejalan dengan kebijakan yang sudah lama diterapkan terhadap importasi wine. Sejak 2008, Hong Kong telah menghapuskan bea masuk atas wine. Berkat kebijakan tersebut, Hong Kong menjadi hub perdagangan wine di Asia.

"Ini adalah perkembangan yang menarik dan perlu diamati dengan saksama oleh industri. Kebijakan ini akan berdampak positif terhadap posisi Hong Kong sebagai pusat perdagangan minuman beralkohol bermerek premium," ujar Chairman MetaGroup Roger Chan.

Meski demikian, sebagian ekonom menilai kebijakan pemangkasan bea masuk tersebut masih belum bisa memulihkan ekonomi Hong Kong secara umum.

"Meski pemangkasan bea masuk membantu meringankan beban sektor ritel, Hong Kong masih perlu menarik wisatawan berpengeluaran tinggi dan meningkatkan konsumsi domestik," kata ekonom senior Natixis, Gary Ng seperti dilansir thedrinksbusiness.com.

Saat ini, jumlah turis asing yang berwisata di Hong Kong masih 30% lebih rendah dari jumlah turis pada 2018. Tak hanya itu, warga Hong Kong juga memilih untuk berbelanja di Shenzhen mengingat harga barang di kota tersebut jauh lebih murah. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.