Ilustrasi.
WASHINGTON D.C., DDTCNews – Otoritas pajak AS. Internal Revenue Service (IRS) berencana menerbitkan surat penolakan restitusi kepada lebih dari 20.000 wajib pajak.
Komisioner IRS Danny Werfel mengatakan penolakan dilakukan karena maraknya penyalahgunaan fasilitas employee retention credit (ERC). Menurutnya, terdapat dugaan fasilitas ERC dimanfaatkan wajib pajak yang tidak berhak guna memperoleh restitusi.
"Kami melihat ada banyak klaim ERC yang jelas-jelas tidak memenuhi persyaratan hukum," katanya dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (9/12/2023).
Mulai pekan ini, lanjut Werfel, IRS akan menerbitkan Letter 105 C kepada wajib pajak yang klaim ERC-nya ditolak oleh IRS.
Setelah itu, IRS akan menggelar voluntary disclosure program khusus bagi wajib pajak yang telah memperoleh fasilitas ERC meski tidak berhak untuk mengeklaim kredit pajak tersebut.
"Tindakan yang kami ambil hari ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kepatuhan. Ke depan, akan lebih banyak surat yang dikirimkan kepada wajib pajak, termasuk surat penolakan dan surat permintaan pengembalian dana yang diklaim secara keliru," tutur Werfel.
Sebagai informasi, ERC adalah insentif pajak yang pertama kali diluncurkan oleh AS saat pandemi Covid-19. Fasilitas ini diberikan dalam rangka mendorong wajib pajak pelaku usaha untuk tetap mempekerjakan pegawainya di tengah pandemi.
Melalui ERC, pemerintah AS memberikan fasilitas berupa kredit pajak sebesar 50% dari gaji yang dibayarkan wajib pajak pelaku usaha kepada pegawainya.
Fasilitas tersebut diberikan kepada wajib pajak pelaku usaha yang kegiatan usahanya terhenti secara penuh atau sebagian akibat pandemi Covid-19. (rig)