Ilustrasi.
MANILA, DDTCNews - Ketua DPR Ferdinand Martin G. Romualdez berjanji mendorong pemerintah Filipina untuk membuat kebijakan yang dapat mengendalikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Romualdez mengatakan DPR bakal mengusulkan solusi untuk memecahkan masalah kenaikan harga BBM. Menurutnya, pemerintah perlu berkompromi sehingga kenaikan harga BBM tidak terlalu menekan masyarakat, termasuk melalui pemberian insentif perpajakan.
"Mungkin yang bisa kami tawarkan adalah kemungkinan peninjauan kembali cukai atau PPN atas BBM. Ini adalah awal yang baik," katanya, dikutip pada Selasa (19/9/2023).
Romualdez menuturkan beberapa langkah yang dapat ditempuh pemerintah ialah menangguhkan pemungutan cukai BBM, serta meminta produsen menunda pengenaan harga yang lebih tinggi pada komoditas pangan pokok sebagai akibat dari melonjaknya harga BBM.
Menurutnya, tak sedikit negara di dunia yang dihadapkan dengan tantangan kenaikan harga minyak. Dia menilai pemecahan masalah soal lonjakan harga BBM pun membutuhkan kerja sama dari semua pemangku kepentingan.
Romualdez memandang perusahaan minyak harus berbagi beban dengan masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM. Sebab, kenaikan harga BBM membuat perusahaan meraup keuntungan besar, sedangkan masyarakat harus menanggung beban hidup lebih berat.
"Saya berharap kita bisa bekerja sama untuk membantu rakyat," ujarnya seperti dilansir newsinfo.inquirer.net.
Perusahaan minyak juga diperkirakan akan kembali menaikkan harga BBM. Harga bensin diproyeksi akan mendekati PHP70 atau sekitar Rp18.950 per liter, sedangkan harga solar berkisar antara PHP70 hingga PHP75 atau Rp18.950 hingga Rp20.310 per liter.
Setelah bertemu dengan Romualdez dan anggota DPR lainnya, eksekutif perusahaan minyak pun menyampaikan bakal menetapkan harga minyak yang lebih rendah.
Di tengah kenaikan harga minyak, DPR dan pengusaha minyak sepakat untuk sama-sama memastikan pasokan BBM aman dengan harga yang wajar. (rig)