AMERIKA SERIKAT

Bujet IRS Dipangkas 19%, Setoran Pajak Terancam

Redaksi DDTCNews
Jumat, 16 Agustus 2019 | 11.28 WIB
Bujet IRS Dipangkas 19%, Setoran Pajak Terancam

Seseorang berjalan di depan Kantor Internal Revenue Service (IRS) di Washington, Amerika Serikat.

BLOOMINGTON, DDTCNews—Pemotongan anggaran di Internal Revenue Service (IRS) yang diberlakukan Pemerintahan Presiden Donald Trump mengancam keefektifan lembaga itu. Pemotongan anggaran ini juga menyebabkan hilangnya miliaran dolar pendapatan pajak.

Fakta tersebut berdasarkan penelitian baru dari Indiana University Kelley School of Business. Penelitian itu menunjukkan IRS dapat memperoleh tambahan pendapatan dari pajak perusahaan senilai US$34,3 miliar setara dengan Rp488,7 triliun atau lebih jika memiliki anggaran lebih besar.

“Anda mungkin menghemat sedikit dengan memotong anggaran IRS, tetapi Anda kehilangan lebih banyak dalam penerimaan pajak,” kata Casey Schwab, seorang pengajar di Kelley School of Business Universitas Indiana, di Bloomington, Indiana, Jumat (16/8/2019).

Penelitian itu studi pertama yang mengukur penerimaan pajak yang hilang. Adapun penerimaan pajak yang hilang bukan hanya karena IRS mengaudit lebih sedikit Surat Pemberitahuan Pajak (SPT), tetapi juga karena ia memiliki sedikit anggaran untuk mengidentifikasi potensi kesalahan SPT.

Anggaran yang kecil itu juga membuat IRS sulit menindaklanjuti temuan kesalahan SPT dengan wajib pajak. Adapun anggaran IRS pada tahun fiskal 2019 adalah US$11,3 miliar setara dengan Rp161,2 triliun. Besaran anggaran itu 19% lebih rendah dari anggaran tertinggi pada tahun fiskal 2010.

Lebih lanjut, hasil analisis dari para peneliti menemukan jika IRS diberi tambahan anggaran US$13,7 miliar setara dengan Rp195,4 triliun, lembaga tersebut dapat meningkatkan penerimaan pajak dari perusahaan besar senilai US$34,3 miliar setara dengan Rp489,1 triliun.

Jumlah penerimaan itu mewakili sekitar 19,3% dari estimasi kesenjangan pajak (tax gap) antara utang perusahaan dan apa yang harus dibayar perusahaan dari 2002 hingga 2014. Estimasi pendapatan yang hilang itu kemungkinan hanya sebagian kecil dari jumlah yang seharusnya.

Sebab, dalam studi itu peneliti belum memasukkan data audit dari bisnis lain, orang pribadi maupun wajib pajak asing. Para peneliti berharap temuan ini dapat menjadi perhatian bagi Kongres ketika memutuskan jumlah anggaran untuk dialokasikan ke IRS.

“Temuan kami sangat relevan, terlebih setiap kendala anggaran yang dihadapi IRS saat ini akan diperparah dengan peningkatan tanggung jawab akibat adanya reformasi pajak baru-baru ini,” demikian pernyataan yang ditulis para peneliti, seperti dilansir thehill.com. (MG-nor/Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.