FILIPINA

Baru Dua Tahun, Presiden Marcos Ingin Revisi UU Soal Insentif Pajak

Dian Kurniati | Rabu, 02 Agustus 2023 | 17:00 WIB
Baru Dua Tahun, Presiden Marcos Ingin Revisi UU Soal Insentif Pajak

Ilustrasi.

MANILA, DDTCNews - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. berencana mengusulkan revisi UU Nomor 11534 tentang Pemulihan dan Insentif Pajak untuk Perusahaan (Corporate Recovery and Tax Incentives for Enterprises/CREATE) yang disahkan pada Maret 2021 lalu.

Marcos mengatakan UU CREATE disahkan sebagai bagian dari reformasi perpajakan. Meski demikian, pemerintah juga terbuka untuk merevisinya apabila masih ditemukan ketentuan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha.

"Kami sedang berusaha menyelesaikan masalah-masalah itu dan kami akan memperkenalkan amandemen undang-undang CREATE untuk menanganinya," katanya, dikutip pada Rabu (2/8/2023).

Baca Juga:
Partai Petahana Ini Kaji Insentif Pajak atas Laba yang Direpatriasi

Marcos mengatakan pemerintah terus berupaya membuat sistem pajak yang adil bagi wajib pajak. Menurutnya, wajib pajak pun dapat menyampaikan usulan revisi terhadap pasal pada undang-undang yang dianggap menghambat iklim usaha dan memberi rekomendasi berdasarkan praktik terbaik di luar negeri.

Sementara itu, Sekretaris Komunikasi Kepresidenan Cheloy Garafil mengatakan wacana revisi UU CREATE mencuat ketika Marcos bertemu pelaku usaha. Dalam pertemuan itu, pelaku usaha banyak memberikan catatan mengenai kebijakan pajak yang berlaku saat ini.

Salah satu keluhan pengusaha adalah soal eksportir tidak langsung yang dikenakan PPN ketika memasok barang dan jasa ke perusahaan berorientasi ekspor. Sebagai tanggapan, pemerintah menyatakan usulan revisi UU CREATE dan peraturan pelaksanaannya dapat dilakukan apabila dibutuhkan.

Baca Juga:
Rekrut Akuntan hingga Pakar Pajak, IRS Tingkatkan Rasio Audit WP Besar

Dia menyebut revisi undang-undang bisa dilakukan salah satunya agar lebih memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha. Revisi UU CREATE pun nantinya diharapkan mampu mengatasi kekhawatiran yang masih dirasakan investor.

Melalui revisi, diusulkan wajib pajak di bawah rezim PPh 5% dari penghasilan bruto akan memiliki opsi untuk mendaftar sebagai pemungut PPN, sehingga mereka dapat membebankan pajak keluaran kepada pelanggan domestik atau menerima restitusi dari otoritas (Bureau of Internal Revenue/BIR).

Secara terpisah, Komisaris BIR Romeo Lumagui, Jr. menyatakan menyetujui wacana revisi UU CREATE. Menurutnya, kebijakan pajak memang perlu terus disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha.

Baca Juga:
Redam Produksi Sampah di Negara Ini, RUU Cukai Plastik Perlu Disahkan

"Revisi bisa dilakukan untuk menarik lebih banyak investor. Kami akan mendukung penuh," ujarnya dilansir news.abs-cbn.com.

Di sisi lain, Lumangui berharap melalui revisi UU CREATE pemerintah dapat mengevaluasi pemberian berbagai insentif pajak. Sebagaimana dilaporkan World Bank, Filipina termasuk negara yang terlalu banyak memberikan insentif pajak. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Minggu, 05 Mei 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Terima SHU Koperasi, Kena Pajak Penghasilan?

Minggu, 05 Mei 2024 | 12:43 WIB KETUA WELLNESS HEALTHCARE ENTREPRENEUR ASSOCIATION, AGNES LOURDA:

‘Pajak Lebih Tinggi, Pemerintah Tak Menyadari Malah Menekan Industri’

Minggu, 05 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Perinci Aturan Pajak Daerah, Kabupaten/Kota Diimbau Siapkan 4 Perkada

Minggu, 05 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perubahan Skema Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Bukan Pegawai

Minggu, 05 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Alasan Kebijakan Baru soal Impor Barang Kiriman PMI Berlaku Surut