KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bappenas Beberkan Strategi Optimalkan Bonus Demografi

Dian Kurniati | Kamis, 20 Juli 2023 | 13:15 WIB
Bappenas Beberkan Strategi Optimalkan Bonus Demografi

Pengunjung melintas di depan panel informasi tentang iklim saat menghadiri diskusi Rembuk Kebangsaan Untuk Iklim pada Indonesia Net-Zero Summit 2023 di Jakarta Theater, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). Diskusi yang diikuti para generasi milenial tersebut menyoroti keseriusan para calon pemimpin bangsa dalam menanggapi krisis iklim dan bonus demografi 2045. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membeberkan 5 strategi untuk mengoptimalkan manfaat dari bonus demografi Indonesia.

Melalui buku Penduduk Berkualitas Menuju Indonesia Emas, Bappenas menyebut salah satu strategi mengoptimalkan bonus demografi adalah menciptakan lapangan kerja berkualitas. Penyerapan tenaga kerja yang optimal dinilai menjadi penentu kesuksesan dalam memanfaatkan bonus demografi.

"Melalui penyerapan tenaga kerja yang optimal, negara mendapatkan keuntungan melalui skema pajak sedangkan pekerja mulai dapat mengumpulkan aset untuk investasi," bunyi buku tersebut, dikutip pada Kamis (20/7/2023).

Baca Juga:
RKP 2025 Disusun Meski RPJPN Belum Diundangkan, Ini Alasan Bappenas

Bonus demografi merupakan potensi pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari perubahan struktur penduduk. Bonus demografi terjadi ketika penduduk usia kerja terus bertumbuh dan relatif lebih besar dibandingkan penduduk usia muda dan lanjut usia atau dikenal dengan rasio ketergantungan (dependency ratio).

Berdasarkan proyeksi dengan skenario optimistis, momentum bonus demografi di Indonesia menggunakan rasio ketergantungan menunjukkan percepatan periode Windows of Opportunity. Mengacu pada hasil proyeksi 2010-2030 (RPJMN 2005-2019), periode terendah adalah 2028-2034 dan akan berakhir setelah 2045.

Namun, hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050, menunjukkan bonus demografi paling cepat berakhir tahun 2039 dengan skenario optimistis. Bonus demografi lebih cepat berakhir pada skenario optimistis karena jumlah penduduk lansia yang tinggi.

Baca Juga:
Program Presiden Terpilih Bakal Diintegrasikan Lewat RKP 2025

Pada buku disebutkan Indonesia masih mengalami berbagai tantangan pembangunan kependudukan. Tantangan tersebut di antaranya mengenai kualitas penduduk, kualitas penduduk, mobilitas penduduk, serta tata kelola data kependudukan. Oleh karena itu, kebijakan optimalisasi bonus demografi perlu diarahkan pada pengendalian jumlah penduduk, serta pengembangan ekosistem untuk mendorong pemerataan sebaran penduduk.

Selain menciptakan lapangan kerja berkualitas, pemerintah masih memiliki 4 strategi lainnya dalam mengoptimalkan manfaat bonus demografi. Pertama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena menjadi kunci utama mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kedua, mengatasi penduduk usia muda not in education, employment, or training (NEET). Ketiga, meningkatkan partisipasi kerja perempuan dengan tetap meningkatkan perlindungan dan memperhatikan kesejahteraan pekerja perempuan.

Keempat, menguatkan literasi keuangan dan investasi karena menjadi komponen penting dalam menentukan pencapaian bonus demografi kedua. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 27 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

RKP 2025 Disusun Meski RPJPN Belum Diundangkan, Ini Alasan Bappenas

Rabu, 24 April 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bappenas: Wacana Badan Penerimaan Negara di RKP 2025 Belum Final

Kamis, 18 April 2024 | 14:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan

Kamis, 18 April 2024 | 11:07 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Program Presiden Terpilih Bakal Diintegrasikan Lewat RKP 2025

BERITA PILIHAN