Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews -Â Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan surplus pada Juni 2022. Pemerintah mencatat surplus senilai Rp73,6 triliun atau 0,39 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono memandang hal itu merupakan cerminan kegiatan ekonomi Indonesia makin baik. Salah satu indikator dalam melihat membaiknya perekonomian, menurutnya, adalah capaian penerimaan pajak. Atas realisasi pendapatan negara pada Juni 2022, penerimaan pajak menyumbangkan Rp868,3 triliun atau naik 55,7% (year on year).Â
"Capaian penerimaan pajak ini membuktikan kegiatan ekonomi Indonesia semakin baik, dan menjadikan probabilitas kemungkinan terjadinya resesi di Indonesia semakin jauh," kata Edy, Kamis (28/7/2022).Â
Edy mengungkapkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini stabil. Sebab, ujar dia, pemerintah berhasil mengendalikan laju inflasi imbas dari ketidakpastian ekonomi global.Â
Meski demikian, Edy mewanti-wanti agar situasi tersebut tidak menjadikan pemerintah jumawa dan lengah. Terlebih, lanjut dia, terkendalinya inflasi saat ini bukan karena terkontrolnya harga-harga komoditas, melainkan disebabkan adanya intervensi pemerintah.Â
"Intervensi itu dilakukan dalam bentuk penyaluran subsidi, terutama di sektor energi. Nilainya mencapai Rp500 triliun lebih. Ini yang saat ini benar-benar dijaga oleh pemerintah agar subsidi tidak jebol," ujar Edy
Seperti diketahui, realisasi pendapatan negara per Juni 2022 senilai Rp1.317,2 triliun atau tumbuh 48,5 persen (yoy). Pendapatan tersebut ditopang oleh penerimaan pajak senilai Rp868,3 triliuan atau naik 55,7%, kepabeanan dan cukai Rp167,6 triliun atau naik 37,2%, serta PNBP Rp281 triliun atau naik 35,8% (yoy).Â
Sementara realisasi belanja negara pada Juni 2022 sejumlah Rp1.243,6 triliun atau naik 6,3%Â (yoy), dengan perincian belanja pemerintah pusat Rp876,5 triliun atau naik 10,1%Â dan TKDD Rp367,1 triliun atau turun 1,8%. (sap)