APEC CEO SUMMIT

Yakinkan Pebisnis AS untuk Investasi, Jokowi: Manfaatkan Lebih Agresif

Redaksi DDTCNews | Jumat, 17 November 2023 | 14:11 WIB
Yakinkan Pebisnis AS untuk Investasi, Jokowi: Manfaatkan Lebih Agresif

Presiden Jokowi di APEC CEO Summit.

SAN FRACISCO, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakinkan para pebisnis yang hadir dalam APEC CEO Summit agar lebih cepat berinvestasi di Tanah Air.

Jokowi mengatakan Indonesia merupakan pilihan yang tepat dan menjanjikan bagi investor untuk berinvestasi. Salah satu alasannya, kinerja perekonomian yang diprediksi terus tumbuh stabil dan potensi lainnya.

"Ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia dan saya harap Bapak Ibu dapat memanfaatkan peluang ini dengan lebih agresif dan lebih cepat," kata Jokowi dalam keterangan pers, Jumat (17/11/2023).

Baca Juga:
Kemendagri Beri Hak Akses Data NIK untuk Keperluan Perizinan di OSS

Pemerintah memprediksi ekonomi RI mampu tumbuh 5% sepanjang 2023 ini. Kemudian, pada 2024 nanti perekonomian Indonesia diperkirakan bisa tumbuh 5,1%.

Selain kinerja perekonomian yang dinilai cukup stabil, Jokowi juga mengungkap sejumlah alasan lain yang menjadikan Indonesia menarik sebagai tujuan investasi. Di antaranya, sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang cukup melimpah. Pemerintah, ujar Jokowi, juga memiliki komitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif.

"Indonesia miliki potensi yang besar, kekayaan sumber daya alam, bonus demografi, pasar yang besar, stabilitas ekonomi terjaga, stabilitas politik terjaga, dan yang paling penting komitmen kuat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif," katanya.

Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Jokowi juga memaparkan sejumlah sektor prioritas Indonesia yang dapat menjadi peluang investasi bagi para investor, salah satunya adalah sektor hilirisasi industri. Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, imbuh Jokowi, Indonesia tengah berproses dalam membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi.

"Dan menargetkan memproduksi 600.000 mobil listrik di 2030, yang akan kita mulai tahun depan," katanya.

Dengan semua keungguhan yang dimiliki Indonesia, Jokowi berharap para pebisnis AS untuk bisa berinvestasi di Indonesia. Apalagi, pemerintah menyediakan sejumlah insentif dan fasilitas fiskal yang bisa dimanfaatkan.

Baca Juga:
RI Pasang Target Lebih Ambisius dalam Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Sektor lain yang menjadi prioritas Indonesia adalah yang berkaitan dengan transisi energi. Presiden Jokowi menyebut saat ini Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 3.600 gigawatt dan sedang membangun Green Industrial Park seluas 30.000 hektare.

"Di mana untuk pengembangannya dibutuhkan investasi, dibutuhkan pengetahuan, dibutuhkan teknologi terkini untuk menghasilkan nilai tambah sekaligus menyejahterakan masyarakat secara berkelanjutan," sambungnya.

Prioritas lainnya, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dibangun dengan konsep kota pintar berbasis hutan dan alam. Presiden menilai dalam pembangunan IKN tersebut memiliki potensi investasi yang terbuka dalam sejumlah sektor.

"70% area hijau, 80% transportasi publik berbasis energi hijau yang terbuka di berbagai sektor, infrastruktur, transportasi, teknologi, pendidikan, energi, keuangan, pariwisata, kesehatan, dan perumahan," katanya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 27 April 2024 | 13:30 WIB ONLINE SINGLE SUBMISSION

Kemendagri Beri Hak Akses Data NIK untuk Keperluan Perizinan di OSS

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

RI Pasang Target Lebih Ambisius dalam Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

BERITA PILIHAN
Minggu, 28 April 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Tak Sepakat dengan Tagihan Bea Masuk, Importir Bisa Ajukan Keberatan

Minggu, 28 April 2024 | 13:30 WIB PERPRES 56/2024

Perpres Resmi Direvisi, Indonesia Bisa Beri Bantuan Penagihan Pajak

Minggu, 28 April 2024 | 13:00 WIB PENERIMAAN NEGARA

Didorong Dividen BUMN, Setoran PNBP Tumbuh 10 Persen pada Kuartal I

Minggu, 28 April 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Ada UU DKJ, Tarif Pajak Hiburan Malam di Jakarta Bisa 25-75 Persen

Minggu, 28 April 2024 | 12:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Bukti Potong 1721-A1 Tak Berlaku untuk Pegawai Tidak Tetap

Minggu, 28 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Cakupan Penghasilan Pegawai Tetap yang Dipotong PPh Pasal 21

Minggu, 28 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

KEM-PPKF 2025 Sedang Disusun, Begini Catatan DPR untuk Pemerintah

Minggu, 28 April 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Setoran Pajak Manufaktur dan Perdagangan Terkontraksi, Ini Kata Menkeu

Minggu, 28 April 2024 | 09:30 WIB KANWIL DJP SULSELBARTRA

Lapor SPT Tidak Lengkap dan Tilap Uang Pajak, Direktur PT Masuk Bui

Minggu, 28 April 2024 | 09:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Segera Mulai Uji Coba Pelaporan Keuangan Berbasis XBRL Tahap II