PEREKONOMIAN

Sri Mulyani Sebut Keterlibatan Perempuan Tingkatkan Ekonomi Global

Dian Kurniati | Rabu, 21 April 2021 | 14:11 WIB
Sri Mulyani Sebut Keterlibatan Perempuan Tingkatkan Ekonomi Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (tangkapan layar Youtube)

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut perempuan dapat berkontribusi lebih besar dalam meningkatkan perekonomian global.

Sri Mulyani mengatakan studi McKinsey telah menunjukkan keterlibatan perempuan dalam perekonomian global bisa memberikan berkontribusi hingga US$12 triliun atau Rp174,4 kuadriliun pada 2025. Perempuan memiliki potensi yang besar untuk menggerakkan ekonomi di luar rumah tangganya.

"Apabila sebuah perekonomian memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk bisa berkontribusi maka perekonomian global akan mendapatkan manfaat sebesar US$12 triliun pada 2025," katanya dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Rabu (21/4/2021).

Baca Juga:
Posisi Utang Pemerintah Capai Rp8.262,1 Triliun pada Akhir Maret 2024

Sri Mulyani mengatakan potensi kontribusi ekonomi dari perempuan juga terlihat pada kawasan yang lebih kecil. Misalnya di kawasan Asia Pasifik, peran perempuan dapat berkontribusi pada perekonomian sekitar US$4,5 triliun atau Rp65,4 kuadriliun.

Dengan potensi yang besar tersebut, dia mendorong tercipta kesetaraan peran antara perempuan dan laki-laki dalam perekonomian. Dengan kesempatan yang inklusif, kelompok perempuan dan laki-laki dapat memberikan peningkatan daya tahan dan nilai tambah bagi perekonomian sebesar 26%.

Sri Mulyani menyebut peran penting perempuan tersebut terasa makin mendesak dalam situasi sulit seperti pandemi Covid-19. Jika mendapat kesempatan, kelompok perempuan bisa ikut mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga:
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Terkontraksi 4,5% pada Kuartal I/2024

"Karena peranan perempuan yang begitu nyata dan penting di dalam mendidik keluarganya dan bahkan di dalam membangun peradaban yang berkeadilan," ujarnya.

Sri Mulyani menambahkan pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan berat pada seluruh negara di dunia. Pemerintah pun menyiapkan anggaran khusus untuk belanja penanganan pandemi Covid-19, melindungi kelompok miskin dan rentan, serta mendukung pemulihan dunia usaha.

Dalam mendesain program-program tersebut, lanjut Sri Mulyani, pemerintah juga melihat dimensi gender agar dapat merespons pandemi secara berkeadilan. Pasalnya, perempuan dari keluarga miskin dan rentan berpotensi mengalami beban yang lebih berat. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 30 April 2024 | 09:00 WIB KINERJA FISKAL

Posisi Utang Pemerintah Capai Rp8.262,1 Triliun pada Akhir Maret 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 12:30 WIB PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Terkontraksi 4,5% pada Kuartal I/2024

Sabtu, 27 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Kemendagri Minta Pemda Tetap Antisipasi Inflasi Pasca-Lebaran

Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

BERITA PILIHAN
Rabu, 01 Mei 2024 | 15:45 WIB DDTC - SMA 8 YOGYAKARTA

Peringati Hardiknas, SMAN 8 Yogyakarta Gelar Webinar Gratis!

Rabu, 01 Mei 2024 | 13:00 WIB KELAS PPH PASAL 21 (4)

Memahami Pengurang Penghasilan dalam PPh Pasal 21

Rabu, 01 Mei 2024 | 12:00 WIB KOTA BANJARBARU

Pemkot Patok Tarif 40% Pajak Jasa Hiburan Karaoke dan Spa

Rabu, 01 Mei 2024 | 11:30 WIB PAJAK PENGHASILAN

Begini Cara Hitung Angsuran PPh Pasal 25 BUMN dan BUMD

Rabu, 01 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Kriteria-Perbedaan Barang Kiriman Hasil Perdagangan dan Nonperdagangan

Rabu, 01 Mei 2024 | 09:33 WIB KURS PAJAK 01 MEI 2024 - 07 MEI 2024

Berjalan Sebulan Lebih, Kurs Pajak Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS