BOGOR, DDTCNews – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bogor menertibkan ratusan ribu reklame yang telah beredar di berbagai lokasi. Penertiban ini dilakukan pada reklame tak berizin, tak bayar pajak, maupun masa tayang sudah jatuh tempo.
Kepala Bidang Penagihan dan Pengendalian Bapenda Kota Bogor Rike Ratina Ayuningsih mengatakan penertiban dilakukan pada reklame nonpermanen seperti spanduk sebanyak 9.135 lembar, 161.043 lembar umbul-umbul dan 238 lembar baliho, serta penertiban reklame permanen di 315 titik.
“Reklame permanen biasanya tidak berizin atau tidak bayar pajak sehingga kami harus tertibkan. Sedangkan reklame nonpermanen biasanya yang sudah jatuh tempo tapi tidak dicabut oleh pemasangnya,” katanya di Kota Bogor, Jumat (1/3).
Sepanjang 2019, tim gabungan telah menertibkan reklame permanen di 24 titik. Sementara, reklame nonpermanen yang telah ditertibkan ialah 150 spanduk, 320 umbul-umbul dan 8 baliho. Petugas gabungan masih memiliki banyak tugas ke depannya untuk menertibkan reklame lainnya.
Dia menjelaskan penertiban itu dilakukan setelah Pemkot Bogor memberikan teguran kepada pemilik reklame. Pemkot Bogor berhak menertibkan reklame tersebut jika pemilik reklame enggan membayar pajak dalam jangka waktu 21 hari setelah teguran diberikan.
Namun untuk reklame telat bayar pajak, petugas hanya memberikan peringatan berupa penutupan reklame dan bukan disegel. Jika pemilik reklame sudah membayar pajak, maka petugas akan membuka kembali reklame tersebut.
“Kelalaian atau telat membayar pajak kerap terjadi karena pemilik reklame tidak mengetahui prosedur pembayaran pajak reklame,” imbuhnya seperti dilansir radarbogor.id.
Di samping itu, penertiban reklame juga didasari karena target pajak reklame Kota Bogor cukup tinggi. Pada 2018 target ini mencapai Rp10,5 miliar, tapi Bapenda bisa merealisasikan pajak reklame melebihi target yakni senilai Rp10,9 miliar.
Meskipun penertiban reklame masif, Rike mengklaim target pajak reklame di Kota Bogor cukup tinggi. Pada 2018 target pajak reklame sebesar Rp10,5 miliar, sedangkan raihan pajak reklame melebihi target setara 103,8% atau senilai Rp10,9 miliar.
Rike mencatat kontribusi tertinggi pajak reklame 2018 berasal dari reklame papan, videotron dan megatron yang mencapai Rp9,1 miliar, reklame kain berkontribusi Rp1,49 miliar, reklame berjalan menyumbang Rp255 juta dan reklame udara menyumbang Rp89 juta.
Berdasarkan tingginya realisasi pajak reklame 2018, Pemkot Bogor meningkatkan target pajak reklame menjadi Rp11 miliar pada 2019. Target pajak tersebut hanya dikenakan kepada pemilik reklame yang sudah mengantongi izin. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.