Suasana konferensi pers. (foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews - Upaya penyeludupan mobil dan motor mewah meningkat pada tahun ini. Hal ini ditengarai sebagai efek adanya peningkatan pasar otomotif kelas premium.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers kegiatan penindakan Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) di Pelabuhan Tanjung Priok. Menurutnya, terjadi eskalasi penindakan yang dilakukan dalam dua tahun terakhir, khususnya di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Jumlah upaya penyeludupan meningkat pada tahun ini. Hal ini bukan hanya terjadi di Tanjung Priok. Mungkin sekarang permintaan sedang tinggi jadi penyeludupan menjadi naik," katanya di Kawasan Petikemas Koja, Selasa (17/12/2019).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu akan mendalami penyebab utama meningkatkannya upaya penyeludupan mobil dan motor mewah tersebut. Menurutnya, penindakan DJBC pada 2018 berhasil mengamankan 127 motor mewah. Sementara, untuk mobil berhasil diamankan sebanyak 7 unit.
Jumlahnya kemudian meningkat pada tahun ini. Hingga November 2019, Otoritas kepabeanan mengamankan 2.693 motor mewah dan 86 mobil. Kasus dalam dua tahun terakhir tersebut mengalami lonjakan drastis.
Pada tahun fiskal 2016 misalnya, tidak ada penindakan atas mobil mewah ilegal dan hanya mengamankan 1.135 motor mewah yang menyalahi ketentuan kepabeanan. Pada 2017, DJBC hanya menindak 1 unit motor mewah dan tidak ada mobil ilegal yang ditemukan otoritas kepabeanan.
Sri Mulyani menjanjikan sinergi akan terus dilakukan antara Kemenkeu dengan sejumlah pihak. Polri, TNI, Kemenhub, dan Kejaksaan Agung akan dilibatkan untuk menangkal kegiatan ilegal tersebut. Menurutnya, bukan hanya kerugian negara yang dihasilkan dari upaya penyeludupan ini. Aksi ilegal ini dinilai ikut mencederai rasa keadilan di masyarakat.
“Ini ikut mengusik rasa keadilan yang bukan hanya dari sisi kuangan negara melainkan juga keadilan sosial," imbuhnya. (kaw)