KEBIJAKAN MONETER

Pemerintah Terbitkan Global Bond, Cadangan Devisa Naik

Redaksi DDTCNews | Kamis, 07 November 2019 | 10:12 WIB
Pemerintah Terbitkan Global Bond, Cadangan Devisa Naik Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Cadangan devisa pada akhir Oktober 2019 tercatat mengalami peningkatan. Penerbitan global bond pemerintah menjadi salah satu faktor peningkatan posisi cadangan devisa pada akhir bulan lalu.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko memaparkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2019 tercatat senilai US$126,7 miliar. Angka ini mencatatkan peningkatan dibandingkan dengan akhir September 2019 senilai US$124,3 miliar.

“Peningkatan cadangan devisa pada Oktober 2019 terutama dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valas lainnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (7/11/2019).

Baca Juga:
Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Nilai tersebut, sambungnya, masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Otoritas moneter, sambung Onny, menilai cadangan devisa pada akhir bulan lalu masih mampu untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Cadangan devisa tersebut juga masih cukup kuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik,” imbuhnya.

Baca Juga:
WP Harus Setor PPh atas Diskonto Surat Berharga BI secara Mandiri

Adapun dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23—24 Oktober 2019, otoritas memutuskan untuk kembali memangkas BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga turun 25 bps menjadi 4,25% dan 5,75%.

Otoritas menyebut penurunan suku bunga ditempuh karena sejalan dengan upaya untuk menjaga dua aspek penting dalam perekonomian nasional. Kedua aspek tersebut adalah menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi. Motor pertumbuhan dari konsumsi dan investasi nonbangunan diharapkan dapat bergerak naik melalui relaksasi moneter. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 22 April 2024 | 14:05 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Minggu, 21 April 2024 | 16:30 WIB SE-2/PJ/2024

WP Harus Setor PPh atas Diskonto Surat Berharga BI secara Mandiri

Jumat, 05 April 2024 | 11:17 WIB KINERJA MONETER

Imbas Pembayaran Utang, Cadangan Devisa Turun Jadi US$ 140,4 Miliar

BERITA PILIHAN
Selasa, 23 April 2024 | 17:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Kode Billing atas Pemotongan PPh Final UMKM

Selasa, 23 April 2024 | 17:15 WIB REFORMASI PAJAK

Jelang Implementasi Coretax, DJP Bakal Uji Coba dengan Beberapa WP

Selasa, 23 April 2024 | 17:00 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Tak Ada Lagi Pemutihan Denda, WP Diminta Patuh Bayar Pajak Kendaraan

Selasa, 23 April 2024 | 16:55 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Penyelesaian BKC yang Dirampas, Dikuasai, dan Jadi Milik Negara

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Selasa, 23 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Apresiasi 57 WP Prominen, Kanwil Jakarta Khusus Gelar Tax Gathering

Selasa, 23 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Barang Bawaan dari Luar Negeri yang Perlu Diperiksa via Jalur Merah

Selasa, 23 April 2024 | 14:49 WIB PAJAK PENGHASILAN

Ingat, PTKP Disesuaikan Keadaan Sebenarnya Tiap Awal Tahun Pajak