Tangkapan layar beberapa peserta sesi kedua “Cerita & Humor Pajak”, Sabtu (12/2/22)
JAKARTA, DDTCNews – Sebagai negara dengan porsi penerimaan APBN terbesar dari pajak, tidak mengherankan jika petugas pajak mengemban amanah sekaligus peran yang signifikan di republik ini. Pasalnya, pekerjaan ini memang membutuhkan dedikasi dan fokus yang tinggi.
Namun, bukan berarti seluruh petugas pajak adalah tipe-tipe orang yang tidak pernah tersenyum atau kesusahan menemukan humor dalam pekerjaannya. Sesi kedua “Cerita & Humor Pajak” yang diadakan pada Sabtu (12/2/2022) membuktikan hal tersebut.
Dalam forum daring santai yang secara terbuka mengundang para petugas Ditjen Pajak (DJP) se-Indonesia untuk hadir ini terungkap berbagai kejadian menarik sekaligus menggelitik seputar profesi mereka saat berhubungan dengan para wajib pajak.
“Bagi saya, yang lucu dari wajib pajak itu ketika hari ini sudah dijelaskan, terus besoknya pura-pura lupa. Apalagi kalau masalah bayar pajak,” ujar seorang peserta pria yang langsung disambut tawa hadirin.
Petugas pajak yang sedang ditugaskan di luar Pulau Jawa itu mengatakan dari hasil observasinya, wajib pajak punya karakter yang unik. Dia mengungkap beberapa wajib pajak yang sering marah di depan petugas, sering kali justru mau menunaikan kewajibannya.
“Nah yang diam saja, yang cuma ‘iya-iya’ ini yang sering pura-pura lupa, bahkan menghilang sementara waktu tanpa kabar,” imbuhnya sambal tertawa.
Cerita dari peserta lain yang juga petugas pajak berkantor di DKI Jakarta pun tak kalah menarik. Dia sering tergelitik dengan tingkah wajib pajak yang sering merasa ketakutan sendiri atau overthinking saat mendapat pelayanan dari petugas.
Salah satu momen lucu, menurutnya, ketika wajib pajak tidak mau masuk menemui petugas pajak. Wajib pajak tersebut meminta teman untuk mengurus keperluannya. Alhasil, temannya sering bingung waktu ditanya karena beralasan hanya mengantar.
“Terus dia keluar ruangan menemui temannya, lalu masuk lagi bertemu kami. Pas ditanya yang lain lagi dan tidak bisa menjawab, dia keluar lagi. Bolak-balik aja terus. Padahal, kami di pelayanan tidak memberikan pertanyaan yang susah atau terlalu mendalam, sederhana saja seperti data pribadi. Kan bukan kuis juga,” kelakarnya.
Sesi ini makin berkesan karena tidak hanya dihadiri petugas pajak yang masih aktif bertugas, tetapi juga yang sudah purnatugas. Pensiunan petugas pajak ini mengaku punya banyak cerita lucu selama puluhan tahun mengabdi. Salah satunya adalah saat bertemu dengan wajib pajak warga negara asing.
“Saya kan tidak bisa ngomong Bahasa Inggris dengan lancar. Tapi di satu sisi, saya harus mendapatkan banyak informasi dari wajib pajak ini. Akhirnya sebelum hari-H, saya terjemahkan daftar pertanyaan yang mau saya ajukan ke bersangkutan lewat Google Translate. Besoknya, saya print, terus saya selipkan kertas contekan itu di bawah meja ,” kisahnya.
“Alhamdulilah lancar waktu itu. Pimpinan saya sampai mengapresiasi, ‘Lancar juga Bahasa Inggris kamu!’ Waktu saya bocorkan bahwa saya bawa contekan, dia ngakak juga,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Yasser Fikry selaku fasilitator dari IHIK3 juga bertanya kepada peserta terkait dengan adanya atau tidaknya kolega yang humoris. Sebagian besar peserta menjawab punya. Artinya, stereotipe yang mengatakan bahwa petugas pajak adalah orang-orang yang hanya sibuk bekerja dan susah tertawa salah besar.
Tidak tanggung-tanggung, ada pula petugas pajak yang bisa ber-stand-up comedy. Mereka tergabung dalam komunitas Standupindo Kemenkeu, yang dalam waktu dekat juga berencana menggelar kolaborasi bersama IHIK3 dan DDTCNews.
Kendati forum daring ini dihadiri kurang dari 10 orang saja – kebanyakan dari pendaftar mengaku terpaksa batal hadir karena harus menyelesaikan tanggungan pekerjaanya meskipun di akhir pekan –, atmosfernya tetap sangat menyenangkan. Baik peserta yang hadir untuk berbagi cerita maupun sebagai pendengar sama-sama bisa tertawa bersama.
“Cerita & Humor Pajak” adalah inisiatif dari Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) dan DDTCNews untuk mengajak para stakeholder pajak, yakni wajib pajak serta petugas pajak, agar lebih mau mengapresiasi dan menghadirkan humor dalam menjalani profesinya.
Sesi pertama, yang dihadiri khusus wajib pajak, telah diadakan pada 15 Januari 2022. Baca juga ‘Beragam Cerita 'Derita' Kocak Praktisi Pajak, Simak di Sini!’
Sebab, sudah bukan rahasia lagi, profesi di bidang pajak adalah profesi yang rentan memicu stres. Nah, ketika telah terbiasa mengonsumsi atau memproduksi humor, harapannya beban pekerjaan bisa lebih ringan dan interaksi antarpihak jadi lebih menyenangkan.
Danny Septriadi, Senior Partner DDTC yang sudah 25 tahun berpengalaman di bidang pajak, yakin sebenarnya banyak petugas pajak yang memprioritaskan pendekatan yang humanis kepada wajib pajak. Sayangnya, petugas pajak tersebut tidak banyak diketahui oleh instansinya sendiri, apalagi oleh wajib pajak dan masyarakat awam.
“Kami ingin bisa berjejaring dengan para petugas pajak yang sadar bahwa penggunaan humor atau minimal dengan tersenyum saat bekerja, sama sekali tidak mengurangi independensi dan wibawa. Bahkan, bisa dipakai untuk menghibur diri sendiri. Supaya profesi ini tidak terlalu serius bahkan terkesan ‘angker’. Biar orang-orang ketika mendengar kata ‘pajak’ juga tidak langsung antipati,” papar Danny, yang juga co-founder IHIK3.