DALAM satu dekade terakhir, harta tak berwujud (Intangibles) telah menjadi salah satu faktor kesuksesan yang paling penting untuk perusahaan-perusahaan multinasional.
Bersamaan dengan meningkatnya posisi harta tak berwujud dalam suatu ekonomi, perlakuan pajak – khususnya terkait dengan transfer pricing – atas harta tak berwujud menjadi isu yang banyak didiskusikan dan dikritisi.
Hal tersebut menjadi bahasan dalam buku yang berjudul ‘Transfer Pricing and Intangibles: Current Developments, Relevant Issues and Possible Solutions’. Buku ini merupakan kumpulan hasil presentasi dan diskusi yang diadakan selama WU Transfer Pricing Symposium yang diadakan pada Oktober 2018 di WU Vienna University of Economics and Business.
Ada 12 kontributor buku yang mendiskusikan isu-isu utama dan perkembangan terkini terkait perlakuan transfer pricing atas harta tak berwujud. Dimulai dengan definisi harta tak berwujud, buku ini membahas kriteria harta tak berwujud dan kesulitan yang dihadapi praktisi dalam membedakan harta tidak berwujud ‘routine’ dan ‘unique and valuable’.
Setelah didapatkan definisi dan kategorisasi harta tak berwujud yang tepat, atribusi pendapatan atas harta tak berwujud dapat dilakukan menggunakan Value Contribution Analysis (VCA).
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menguji kewajaran atribusi pendapatan atas harta tak berwujud pun dibahas. Mengingat kompleksitas dan globalnya isu harta tak berwujud, penulis mendukung adanya panduan yang disetujui bersama oleh negara-negara untuk menghindari sengketa.
Dalam mengembangkan maupun mengeksploitasi harta tak berwujud, struktur harta tak berwujud biasanya dibagi menjadi dua, yaitu struktur tersentralisasi dan struktur desentralisasi.
Cost Contribution Agreement (CCA), sebagai bentuk struktur desentralisasi harta tak berwujud, dibahas secara komprehensif dalam buku ini. Terkait struktur sentralisasi, penulis menguraikan hal-hal penting, seperti penyusunan kontrak lisensi harta tak berwujud yang tepat.
Salah satu topik yang terus menerus menjadi perdebatan para ahli adalah isu valuasi Hard to Value Intangibles (HTVI). Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isu valuasi, pembahasan dilakukan dalam bentuk studi kasus.
Penulis memberikan contoh aplikasi pendekatan Discounted Cash Flow (DCF), DCF dengan simulasi Monte Carlo, dan metode real option dalam kasus valuasi HTVI. Kelebihan dan kelemahan setiap pendekatan valuasi serta skenario yang tepat untuk mengaplikasikan suatu pendekatan yang diuraikan dalam buku ini cocok untuk dijadikan referensi oleh praktisi pajak maupun bisnis.
Buku ini tidak hanya memberikan latar belakang teoritis terhadap isu yang dibicarakan. Kasus-kasus yang diangkat juga menggambarkan bagaimana suatu isu ditangani dalam pratiknya. Setiap bab diakhiri dengan kesimpulan diskusi panel dalam simposium, di mana perwakilan pemerintah, perusahaan, dan konsultan memberikan opini masing-masing atas suatu topik yang dibahas.
Tertarik membaca buku ini? Berkunjunglah ke DDTC Library!*