World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste Satu Kahkonen. (tangkapan layar www.worldbank.org/iep)
JAKARTA, DDTCNews – World Bank memproyeksi perekonomian Indonesia pada 2020 bisa terkontraksi 2% secara tahunan bila terjadi pandemi Covid-19 gelombang kedua yang mengharuskan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lanjutan pada kuartal III/2020.
World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan sesungguhnya, dalam laporan Indonesia Economic Prospects, World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada di level 0%.
Namun, proyeksi ini didasari oleh tiga asumsi, yaitu kontraksi ekonomi global tidak semakin memburuk dari proyeksi minus 5,2%, ekonomi Indonesia mulai dibuka penuh pada Agustus 2020, dan tidak adanya gelombang kedua pandemi Covid-19.
“Bila ketiga asumsi ini tidak terjadi maka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berubah pula,” ujar Satu, Kamis (16/7/2020).
Jika nantinya realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai proyeksi, World Bank Lead Country Economist for Indonesia Frederico Gil Sanders mengatakan pemulihan pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi dengan cepat. Pemulihan akan berlangsung secara gradual.
Bila pertumbuhan ekonomi 2020 bisa terjaga di level 0%, produk domestik bruto (PDB) pada 2021 diestimasi tumbuh mencapai 4,8%, lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19 yang cenderung di atas 5%.
"Kami mengekspektasikan pemulihan ekonomi akan terjadi secara gradual. Percepatan pertumbuhan ekonomi baru akan terjadi pada 2022 mendatang," kata Sanders.
Sisi positifnya, tekanan defisit neraca transaksi berjalan (current acccount deficit/CAD) akan lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. World Bank memproyeksikan posisi CAD pada 2020 hanya sebesar 2,6%, lebih rendah dari tahun lalu sebesar 2,8%.
Bila asumsi-asumsi World Bank tidak terpenuhi dan ekonomi global terkontraksi lebih dalam ke level 7,8%, kegiatan investasi dan ekspor Indonesia akan tertekan. Pertumbuhan ekonomi secara kuartalan akan tetap rendah sepanjang 2020 dan akan berlanjut hingga 2021.
Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kemarin mengatakan kontraksi ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 bisa mencapai 4,3%, lebih dalam dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,8%. (kaw)