EFEK VIRUS CORONA

Jika Ada PSBB Lagi, Ini Proyeksi World Bank Soal Ekonomi Indonesia

Muhamad Wildan | Kamis, 16 Juli 2020 | 11:39 WIB
Jika Ada PSBB Lagi, Ini Proyeksi World Bank Soal Ekonomi Indonesia

World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste Satu Kahkonen. (tangkapan layar www.worldbank.org/iep)

JAKARTA, DDTCNews – World Bank memproyeksi perekonomian Indonesia pada 2020 bisa terkontraksi 2% secara tahunan bila terjadi pandemi Covid-19 gelombang kedua yang mengharuskan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lanjutan pada kuartal III/2020.

World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan sesungguhnya, dalam laporan Indonesia Economic Prospects, World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada di level 0%.

Namun, proyeksi ini didasari oleh tiga asumsi, yaitu kontraksi ekonomi global tidak semakin memburuk dari proyeksi minus 5,2%, ekonomi Indonesia mulai dibuka penuh pada Agustus 2020, dan tidak adanya gelombang kedua pandemi Covid-19.

Baca Juga:
Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

“Bila ketiga asumsi ini tidak terjadi maka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berubah pula,” ujar Satu, Kamis (16/7/2020).

Jika nantinya realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai proyeksi, World Bank Lead Country Economist for Indonesia Frederico Gil Sanders mengatakan pemulihan pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi dengan cepat. Pemulihan akan berlangsung secara gradual.

Bila pertumbuhan ekonomi 2020 bisa terjaga di level 0%, produk domestik bruto (PDB) pada 2021 diestimasi tumbuh mencapai 4,8%, lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19 yang cenderung di atas 5%.

Baca Juga:
Digitalisasi Sistem Pajak, Filipina Minta Dukungan World Bank dan ADB

"Kami mengekspektasikan pemulihan ekonomi akan terjadi secara gradual. Percepatan pertumbuhan ekonomi baru akan terjadi pada 2022 mendatang," kata Sanders.

Sisi positifnya, tekanan defisit neraca transaksi berjalan (current acccount deficit/CAD) akan lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. World Bank memproyeksikan posisi CAD pada 2020 hanya sebesar 2,6%, lebih rendah dari tahun lalu sebesar 2,8%.

Bila asumsi-asumsi World Bank tidak terpenuhi dan ekonomi global terkontraksi lebih dalam ke level 7,8%, kegiatan investasi dan ekspor Indonesia akan tertekan. Pertumbuhan ekonomi secara kuartalan akan tetap rendah sepanjang 2020 dan akan berlanjut hingga 2021.

Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kemarin mengatakan kontraksi ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 bisa mencapai 4,3%, lebih dalam dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,8%. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 27 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

RKP 2025 Disusun Meski RPJPN Belum Diundangkan, Ini Alasan Bappenas

Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

Senin, 22 April 2024 | 10:25 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

BERITA PILIHAN
Kamis, 02 Mei 2024 | 10:00 WIB APARATUR SIPIL NEGARA

Pendaftaran CASN Akan Dibuka, K/L Diminta Lengkapi Perincian Formasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 09:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

DJP: Pengembalian Pembayaran Pajak Hingga Maret 2024 Rp83,51 triliun

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:45 WIB DDTC - SMA 8 YOGYAKARTA

Peringati Hardiknas, SMAN 8 Yogyakarta Gelar Webinar Gratis!

Rabu, 01 Mei 2024 | 13:00 WIB KELAS PPH PASAL 21 (4)

Memahami Pengurang Penghasilan dalam PPh Pasal 21

Rabu, 01 Mei 2024 | 12:00 WIB KOTA BANJARBARU

Pemkot Patok Tarif 40% Pajak Jasa Hiburan Karaoke dan Spa

Rabu, 01 Mei 2024 | 11:30 WIB PAJAK PENGHASILAN

Begini Cara Hitung Angsuran PPh Pasal 25 BUMN dan BUMD