KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jelang Tahun Politik, DPR Minta Pemerintah Kontrol Belanja Subsidi

Muhamad Wildan | Selasa, 30 Agustus 2022 | 15:00 WIB
Jelang Tahun Politik, DPR Minta Pemerintah Kontrol Belanja Subsidi

Ketua Banggar DPR Said Abdullah. 

JAKARTA, DDTCNews - Badan Anggaran (Banggar) DPR meminta pemerintah untuk melanjutkan reformasi subsidi secara menyeluruh pada tahun 2023.

Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengatakan reformasi subsidi diperlukan agar beban belanja subsidi sekaligus kompensasi energi tidak memberikan dampak berkepanjangan terhadap anggaran tahun depan.

"Apalagi 2023 memasuki tahun politik sehingga berbagai perubahan kebijakan hajat hidup orang banyak teramat sensitif. Hal ini akan memengaruhi ruang gerak pemerintah menjadi sangat terbatas," katanya, Selasa (30/8/2022).

Baca Juga:
DPR Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel ke APBN

Pada RAPBN 2023, pemerintah mengalokasikan subsidi energi senilai Rp210,66 triliun dan subsidi nonenergi senilai Rp86,52 triliun. Terdapat pula alokasi pengelolaan belanja lainnya senilai Rp341,84 triliun yang didalamnya turut memuat kompensasi BBM senilai Rp126 triliun.

"Bila cerita rencana anggaran seperti ini, agenda reformasi belanja subsidi energi yang harus dimulai sejak 2022 ini, tidak terlihat dampaknya pada tahun depan," ujar Said.

Untuk diketahui, total anggaran subsidi energi dan kompensasi pada tahun depan mencapai Rp336,7 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan pagu subsidi energi dan kompensasi pada tahun ini yang mencapai Rp502,4 triliun.

Baca Juga:
Pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara Masuk Draf RKP 2025

Rendahnya pagu subsidi energi dan kompensasi pada RAPBN 2023 sejalan dengan asumsi harga ICP yang direncanakan senilai US$90 per barel, lebih rendah dibandingkan dengan asumsi harga ICP pada tahun ini yang mencapai US$100 per barel.

Meski demikian, asumsi ICP pada APBN 2022 diperkirakan akan meleset. Harga rata-rata ICP pada tahun ini diperkirakan mencapai US$105 per barel sehingga meningkatkan kebutuhan belanja subsidi energi dan kompensasi.

Jika pemerintah memutuskan untuk mempertahankan harga BBM pada level saat ini, anggaran subsidi energi dan kompensasi yang dibutuhkan mencapai Rp698 triliun, bukan Rp502,4 triliun. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 19 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel ke APBN

Jumat, 19 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara Masuk Draf RKP 2025

Jumat, 19 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Begini Imbauan Ditjen Pajak soal Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan

BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel ke APBN

Jumat, 19 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Penghitungan PPh 21 atas Upah Borongan di atas Rp 2,5 Juta per Hari

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB RENCANA KERJA PEMERINTAH 2025

Longgarkan Ruang Fiskal, Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,8 Persen

Jumat, 19 April 2024 | 10:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pemprov Kaltim Atur Ulang Ketentuan Pajak Daerah, Ini Perinciannya

Jumat, 19 April 2024 | 10:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Jelang Deadline, DJP Ingatkan WP Segera Sampaikan SPT Tahunan Badan

Jumat, 19 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara Masuk Draf RKP 2025

Jumat, 19 April 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Kebijakan DHE, Airlangga Klaim Nilai Tukar Rupiah Masih Terkendali

Jumat, 19 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Begini Imbauan Ditjen Pajak soal Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan

Jumat, 19 April 2024 | 07:30 WIB LITERATUR PAJAK

Sambut Hari Kartini, DDTC Hadirkan Diskon untuk Perempuan Indonesia