KEBIJAKAN MONETER

Ini Sebab BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 4 Persen

Dian Kurniati
Selasa, 13 Oktober 2020 | 15.55 WIB
Ini Sebab BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 4 Persen

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (foto: hasil tangkapan layar dari medsos) 

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 4,00%. Suku bunga acuan tersebut tidak berubah sejak Agustus 2020.

Pada saat bersamaan, Bank Indonesia (BI) juga menetapkan suku bunga deposit facility tetap berada sebesar 3,25% dan suku bunga lending facility sebesar 4,75%.

"Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo melalui konferensi video, Selasa (13/10/2020).

Perry menuturkan BI akan menempuh sejumlah langkah yang mendukung pemulihan perekonomian nasional di antaranya melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dan memperkuat strategi operasi moneter.

BI juga mempercepat langkah-langkah pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing melalui pengembangan infrastruktur sarana penyelenggara transaksi berbasis sistem elektronik dan lembaga sentral kliring, novasi, dan transaksi.

Selain itu, BI tetap memperkuat implementasi kebijakan untuk mendorong UMKM melalui korporatisasi, peningkatan kapasitas, akses pembiayaan, dan digitalisasi. Tak ketinggalan, koordinasi antara pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan juga terus diperkuat.

Saat ini, lanjut Perry, perbaikan perekonomian global masih terus berlanjut sesuai perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dunia membaik, dipengaruhi besarnya stimulus fiskal di beberapa negara maju, terutama AS dan China.

Pertumbuhan ekonomi domestik juga turut membaik, terutama didorong stimulus fiskal dan perbaikan ekspor. Pada Agustus-September 2020, belanja pemerintah meningkat, terutama untuk stimulus fiskal berupa perlindungan sosial dan dukungan UMKM.

"Kinerja korporasi kuartal III/2020 terindikasi secara perlahan membaik, tercermin dari peningkatan penjualan, kemampuan bayar, serta penerimaan perpajakan terutama pada sektor industri dan perdagangan," ujarnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.