SURAT KETERANGAN FISKAL

Ingat, SKF Terbitan Sebelum 2 Januari 2019 Tidak Berlaku

Redaksi DDTCNews | Selasa, 12 Februari 2019 | 14:10 WIB
Ingat, SKF Terbitan Sebelum 2 Januari 2019 Tidak Berlaku

Contoh format SKF. 

JAKARTA, DDTCNews – Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang diterbitkan sebelum 2 Januari 2019 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Ketentuan ini berlaku setelah Ditjen Pajak (DJP) mengeluarkan Peraturan Dirjen Pajak No.PER-03/PJ/2019 tentang Tata Cara Pemberian SKF. Peraturan yang berlaku sejak 4 Februari 2019 ini menggantikan Peraturan Dirjen Pajak No. PER-32/PJ/2014.

“SKF yang diterbitkan sebelum tanggal 2 Januari tahun 2019 dinyatakan tidak berlaku,” demikian bunyi penggalan pasal 7 beleid tersebut, seperti dikutip pada Selasa (12/2/2019).

Baca Juga:
Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Sementara itu, SKF yang diterbitkan sejak 2 Januari 2019 hingga diterbitkannya Peraturan Dirjen Pajak No.PER-03/PJ/2019, masih dinyatakan berlaku. Namun, SKF ini akan berakhir dalam jangka waktu sebulan, terhitung sejak 4 Februari 2019.

Dalam pasal 5 beleid itu disebutkan SKF berlaku untuk jangka waktu sebulan terhitung mulai tanggal diterbitkan. Hal ini berbeda dari regulasi sebelumnya yang tidak mencakup adanya masa berlaku SKF yang telah diterbitkan oleh otoritas.

Untuk permohonan SKF yang telah diajukan wajib pajak sebelum berlakunya beleid yang baru – dan belum ada keputusan terhadap permohonan itu – akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan Peraturan Dirjen Pajak No.PER-03/PJ/2019. Namun, jangka waktu penyelesaiannya sesuai aturan yang lama.

Baca Juga:
Tinggal 4 Hari, DJP: WP Badan Jangan Sampai Telat Lapor SPT Tahunan

Dalam aturan terdahulu, waktu penerbitan SKF dipatok 15 hari kerja setelah permohonan diterima. Dengan ketentuan baru, waktu penerbitan SKF hanya menjadi tiga hari kerja setelah permohonan diterima (jika dilakukan secara manual) atau bahkan segera setelah permohonan disampaikan (online).

Sekadar informasi, SKF adalah informasi yang diberikan oleh DJP mengenai kepatuhan wajib pajak selama periode tertentu untuk memenuhi persyaratan memperoleh pelayanan atau pelaksanaan kegiatan tertentu.

Wajib pajak yang dapat mengajukan permohonan SKF adalah wajib pajak pusat. Jika wajib pajak pusat memiliki cabang, SKF berlaku juga untuk wajib pajak cabang. Namun, SKF tidak menghilangkan kewenangan dirjen pajak untuk menetapkan besarnya pajak yang terutang, melakukan penagihan utang pajak, dan/atau mengenakan sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 13:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tinggal 4 Hari, DJP: WP Badan Jangan Sampai Telat Lapor SPT Tahunan

Jumat, 26 April 2024 | 13:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perpanjangan SPT Tahunan, DJP: Tak Dibatasi Alasan Tertentu

Jumat, 26 April 2024 | 11:47 WIB KONSULTASI PAJAK

Ada NITKU, NPWP Cabang Tidak Berlaku Lagi?

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara