Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman.Â
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) memperkirakan fenomena El Nino akan menimbulkan kekeringan dan berpotensi meningkatkan harga komoditas pangan di Indonesia.
Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan komoditas komponen harga pangan bergejolak atau volatile food yang berpotensi mengalami kenaikan harga adalah beras dan produk-produk hortikultura.
"Kita sudah mencoba memasukkan [El Nino] ke dalam proyeksi inflasi kita. Beberapa negara sudah kena, di Indonesia itu akan mulai sekitar Juli dan paling besar di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sumatera, dan Sulawesi," ujar Aida, dikutip Jumat (23/6/2023).
Walau harga-harga pada komponen volatile food berpotensi naik, Aida mengatakan BI optimis inflasi hingga akhir 2023 masih tetap akan berada pada level 2% hingga 4%. "Ini tetap konsisten hingga 2024 sebesar 1,5% hingga 3,5%," ujar Aida.
Adapun Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi pada akhir tahun ini hanya akan sebesar 3,2%. Proyeksi ini sudah mempertimbangkan faktor El Nino. "Kalau masalahnya suplai ya diatasi lewat suplai, yakni dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," ujar Perry.
Untuk diketahui, inflasi tercatat mampu turun lebih cepat dari perkiraan. Pada Mei 2023, inflasi tercatat hanya sebesar 4% atau berada pada batas atas sasaran 2% hingga 4%.
Inflasi inti pada Mei 2023 tercatat melambat dari 2,83% menjadi 2,66% sejalan dengan berakhirnya periode Hari Raya Idulfitri, menurunnya harga komoditas global, dan rendahnya ekspektasi inflasi.
Adapun inflasi komponen volatile food juga turun dari 3,74$ menjadi 3,28%, sedangkan inflasi komponen administered prices turun dari 10,32% menjadi sebesar 9,52%.
Guna menjaga inflasi, kebijakan BI akan diarahkan pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah guna mengendalikan inflasi barang impor atau imported inflation. (sap)