GEMPA & TSUNAMI DONGGALA

DJP Beri Kelonggaran Bagi Korban Bencana di Sulteng

Redaksi DDTCNews | Kamis, 04 Oktober 2018 | 08:58 WIB
DJP Beri Kelonggaran Bagi Korban Bencana di Sulteng

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak akan memberikan pengecualian sanksi bagi wajib pajak yang terkena bencana di Sulawesi Tengah. Kebijakan serupa telah diterapkan untuk korban bencana Lombok beberapa waktu lalu.

Direktur Peraturan Perpajakan I Ditjen Pajak (DJP), Arief Yanuar memastikan landasan hukum untuk pengecualian sanksi akan terbit pada pekan ini.

"DJP juga mengeluarkan Perdirjen tentang pemberian keringanan kepada wajib pajak, yang ada di wilayah bencana, mirip di Lombok,” katanya di kantor pusat DJP, Rabu (3/10/2018).

Baca Juga:
Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Ada pengecualian pengenaan sanksi administrasi atas pelaporan SPT Masa dan SPT Tahunan, serta pembayaran pajak. Terhadap wajib pajak terlambat membayar pajak sampai dengan 31 Desember 2018, DJP akan memberikan pengampunan.

“Kemudian, wajib pajak diberikan kesempatan untuk melakukan pembayaran tagihan pajak tersebut sampai dengan 31 Maret 2019,” jelasnya.

Selain itu, ada juga perpanjangan pengajuan keberatan seperti halnya untuk korban bencana di Lombok. Untuk perpanjangan pengajuan keberatan, DJP memberikan perpanjangan hingga 28 Februari 2019.

Baca Juga:
Besok Siang, Telepon dan Live Chat Kring Pajak Dihentikan Sementara

Berbeda dengan korban bencana Lombok, DJP juga tengah menyiapkan opsi keringanan pembayaran untuk jenis pajak penghasilan (PPh) Pasal 25. Namun, opsi tersebut masih dalam terus dimatangkan oleh otoritas.

"Kami pikirkan juga untuk memberikan keringanan atau pengurangan kewajiban kepada WP yang membayar angsuran bulanan PPh pasal 25, sedang kami pikirkan seperti apa keringanannya,” imbuhnya.

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 18:50 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Simpan Pinjam Modal Rp5 Miliar, Lapkeu Wajib Diaudit AP

Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

Rabu, 24 April 2024 | 16:50 WIB PAJAK PENGHASILAN

DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Rabu, 24 April 2024 | 16:45 WIB PENGADILAN PAJAK

Patuhi MK, Kemenkeu Bersiap Alihkan Pembinaan Pengadilan Pajak ke MA

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tegaskan Tak Ada Upaya ‘Ijon’ Lewat Skema TER PPh Pasal 21

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB KPP MADYA TANGERANG

Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

Rabu, 24 April 2024 | 15:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

DJP: 13,57 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan hingga 23 April 2024