INFLASI SEPTEMBER

Darmin: Ruang Pelonggaran Moneter Terbuka Lebar

Redaksi DDTCNews | Senin, 03 Oktober 2016 | 20:14 WIB
Darmin: Ruang Pelonggaran Moneter Terbuka Lebar

JAKARTA, DDTCNews – Laju inflasi September 2016 yang tercatat 0,22% (month to month) atau 3,07% (year on year) membuka ruang lebih lebar bagi otoritas moneter untuk melonggarkan suku bunga guna menurunkan tingkat bunga kredit komersial dan menggerakkan sektor riil.

Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral dan penurunan bunga kredit bank komersial terbuka lebih lebar, seiring dengan laju inflasi yang terkendali sesuai dengan prediksi.

Di sisi lain kinerja program pengampunan pajak yang baik dengan sendirinya akan berdampak positif bagi likuiditas secara keseluruhan. "Jadi sekarang, tinggal bagaimana Bank Indonesia menghitungnya, kita lihat saja,” ujarnya di Jakarta, Senin (3/10).

Baca Juga:
Imbas Pembayaran Utang, Cadangan Devisa Turun Jadi US$ 140,4 Miliar

Darmin menilai secara keseluruhan pola inflasi yang terjadi pada September 2016 tidak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya. Selain itu, produksi beras juga masih bagus sehingga inflasi cenderung rendah.

Karena itu, seharusnya memang ada ruang yang lebar bagi bank komersial untuk menurunkan bunganya, terutama bunga kredit, sehingga program-program pembangunan ekonomi khususnya di sektor riil dapat lebih berjalan.

Seperti diketahui, jumlah uang tebusan program pengampunan pajak hingga periode I berakhir pukul 00.00 Sabtu (1/10) mencapai Rp97,2 triliun, atau 59% dari target penerimaan uang tebusan Rp165 triliun.

Baca Juga:
Inflasi Pangan Tembus 10,33 Persen, Begini Tanggapan BI dan BKF

Realisasi itu didasarkan pada surat setoran pajak (SSP) yang mencakup pembayaran tebusan, pembayaran tunggakan, dan pembayaran penghentian pemeriksaan bukti permulaan. Perinciannya, tebusan Rp93,7 triliun, tunggakan Rp354 miliar, dan bukti permulaan Rp3,06 triliun.

Adapun, harta yang dilaporkan melalui surat pernyataan harta (SPH) mencapai Rp3.620 triliun dengan jumlah tebusan Rp89,1 triliun. Dari harta itu, repatriasi Rp137 triliun atau 14% dari target Rp1.000 triliun, deklarasi dalam negeri Rp2.532 triliun, dan luar negeri Rp951 triliun. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 05 April 2024 | 11:17 WIB KINERJA MONETER

Imbas Pembayaran Utang, Cadangan Devisa Turun Jadi US$ 140,4 Miliar

Rabu, 03 April 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Inflasi Pangan Tembus 10,33 Persen, Begini Tanggapan BI dan BKF

Senin, 01 April 2024 | 11:45 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Bulan Puasa, BPS Catat Inflasi Maret 2024 Sebesar 3,05 Persen

BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online

Jumat, 19 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Jangan Diabaikan, Link Aktivasi Daftar NPWP Online Cuma Aktif 24 Jam

Jumat, 19 April 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Persilakan WP Biayakan Natura Asal Penuhi 3M