PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA

Darmin: Penghitungan WEF Tidak Masuk Akal

Redaksi DDTCNews | Rabu, 05 Oktober 2016 | 20:34 WIB
Darmin: Penghitungan WEF Tidak Masuk Akal Menko Perekonomian Darmin Nasution (Foto: DDTCNews)

JAKARTA, DDTCNews – Menko Perekonomian Darmin Nasution ‘memprotes’ penilaian World Economic Forum (WEF) yang menurunkan peringkat daya saing Indonesia dalam daftar Global Competitiveness Report 2016 dari urutan 37 menjadi 41.

Menurut Darmin, keputusan dan penghitungan indeks daya saing versi WEF itu tidak masuk akal. Penghitungan tersebut seharusnya memperhatikan kondisi negara-negara dengan peringkat yang berdekatan.

“Kondisi Indonesia ini dalam keadaan yang membaik sejak tahun lalu, tidak ada yang buruk. Kalau dari sisi penilaian teknologi, itu seharusnya dibandingkan dengan negara lain,” ujar Darmin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (5/10).

Baca Juga:
Meski Turun, Surplus Perdagangan 2023 Cerminan Daya Tahan Eksternal RI

WEF sebelumnya menilai Indonesia memiliki tingkat kesehatan yang buruk, kesiapan teknologi yang minim, dan tingkat pendidikannya yang rendah. Hal itulah yang antara lain menyebabkan peringkat Indonesia turun dari urutan 37 ke 41.

Protes Darmin ini berbeda dengan respons Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menurut Bu Ani, panggilan akrabnya, penurunan indeks daya saing itu adalah pekerjaan rumah yang sangat serius dan harus dibenahi. "Itu merupakan PR yang sangat serius bagi kita,” ujarnya.

Alih-alih memprotes, Menkeu berjanji akan segera membenahi persoalan tersebut, yaitu dengan melanjutkan dan terus mengawal program reformasi birokrasi, termasuk membenahi pajak dan tindak pidana korupsi.

Baca Juga:
Jaga Daya Saing Investasi, Filipina Siapkan Revisi UU Insentif Pajak

"Kemenkeu akan terus komit pada reformasi birokrasi, karena sangat menentukan di dalam kemampuan kita menciptakan kepercayaan memperbaiki pelayanan dan kepastian usaha yang penting menciptakan indeks daya saing," katanya.

WEF memeringkat daya saing ekonomi di 138 negara. Tiga posisi teratas ditempati oleh Swiss, Singapura, dan Amerika Serikat (AS). Dari peringkat itu, Indonesia kalah dari Malaysia (25) dan Thailand (34), tetapi unggul dari Filipina (57), Brunei Darussalam (58), dan Vietnam (60). (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 16 Januari 2024 | 12:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Meski Turun, Surplus Perdagangan 2023 Cerminan Daya Tahan Eksternal RI

Rabu, 11 Oktober 2023 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Pemerintah Klaim Pengetatan Impor untuk Lindungi UMKM

Sabtu, 07 Oktober 2023 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN OECD

Bappenas: Indonesia Perlu Gabung OECD untuk Jadi Negara Maju

BERITA PILIHAN