KEBIJAKAN MONETER

Cetak Rekor, Cadangan Devisa Agustus 2020 Tembus US$137 Miliar

Dian Kurniati | Senin, 07 September 2020 | 11:35 WIB
Cetak Rekor, Cadangan Devisa Agustus 2020 Tembus US$137 Miliar

Gedung Bank Indonesia. (foto: Antara) 

JAKARTA, DDTCNews—Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2020 mencapai US$ 137,0 miliar naik 1,4% dari akhir Juli 2020 sebesar US$135,1 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,4 bulan impor atau 9,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“(Cadangan devisa ini) berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (7/9/2020).

Baca Juga:
Gaji Anggota Firma atau CV Tak Bisa Dibiayakan, Harus Dikoreksi Fiskal

Onny menjelaskan cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Adapun cadangan devisa akhir Agustus 2020 ini juga mencetak rekor baru angka tertinggi.

Kenaikan cadangan devisa Agustus 2020 disebabkan berbagai faktor antara lain pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaan pajak, dan devisa migas. "Hal ini karena berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," ujar Onny.

Di sisi lain, memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan bisa mencapai 4,8%-5,8%, atau lebih optimistis dibandingkan dengan proyeksi pemerintah pada kisaran 4,5%-5,5%.

Baca Juga:
Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

Gubernur BI Perry Warjiyo menilai asumsi pertumbuhan ekonomi dari pemerintah cukup realistis. Namun, ia memperkirakan pertumbuhannya bisa lebih baik lantaran pemulihan ekonomi mulai terasa sejak Juni 2020.

"Secara keseluruhan, kami berpandangan kisaran asumsi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi pada RAPBN tahun 2021 sejalan dengan proyeksi BI sekitar 4,8% sampai dengan 5,8%," tuturnya.

Perry memproyeksi ekonomi domestik akan mulai membaik pada semester II/2020 seiring dengan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Selain itu, ia juga menyebutkan realisasi belanja APBN juga sudah mulai meningkat. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 17:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Daftar IMEI di Bandara Bisa 24 Jam? Begini Kata Bea Cukai

Sabtu, 20 April 2024 | 16:45 WIB KEPATUHAN PAJAK

Periode SPT Badan Sisa Sepekan, Perusahaan Belum Operasi Tetap Lapor?

Sabtu, 20 April 2024 | 16:30 WIB KEANGGOTAAN FATF

Di FATF, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen RI Perangi Kejahatan Keuangan

Sabtu, 20 April 2024 | 16:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya