KINERJA PEREKONOMIAN KUARTAL II

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Masih Jauh Lebih Lambat dari Tahun Lalu

Redaksi DDTCNews | Senin, 05 Agustus 2019 | 13:36 WIB
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Masih Jauh Lebih Lambat dari Tahun Lalu

Suasana konferensi Pers BPS, Senin (5/8/2019).

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2019. Hasilnya menunjukan adanya perlambatan ekonomi dari tahun sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2019 tumbuh sebesar 5.05%. Angka pertumbuhan tersebut melambat baik secara kuartalan maupun tahunan.

“Secara tahunan y-o-y, pergerakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh lebih lambat dari tahun lalu. Sementara dari sisi kuartalan masih mengikuti pergerakan q-to-q yang lalu,” katanya dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (5/8/2019).

Baca Juga:
Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,47 Miliar pada Maret 2024

Pada kuartal II/2018, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,27%. Secara kuartalan (q-to-q), pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,20%, tidak jauh berbeda dari posisi pada periode yang sama tahun lalu 4,21%.

Dengan realisasi kuartal II/2019 ini, pertumbuhan ekonomi pada semester I/2019 mencapai 5,06%. Capaian tersebut menunjukan perlambatan dibandingkan dengan realisasi pada semester I/2018 yang tumbuh mencapai 5,17%.

Dia mengatakan terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi tidak setinggi tahun lalu. Pertama, harga komoditas yang tahun ini tidak setinggi pada 2018. Hal tersebut menggerus tulang punggung ekspor nasional, seperti batu bara dan produk minyak kelapa sawit.

Baca Juga:
Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

Kedua, adalah tren pertumbuhan ekonomi global yang melambat Negara Mitra dagang seperti China, Amerika Serikat, dan Singapura menorehkan perlambatan ekonomi. Hal ini kemudian membuat permintaan dari negara-negara tersebut turun pada semester I/2019.

“Pergerakan harga komoditas baik migas dan nonmigas kalau dibandingkan pada kuartal II tahun lalu terdapat penurunan yang lumayan tajam. Harga batu bara turun 22% dan minyak kelapa sawit turun 16% dari kuartal II/2018,” imbuh Suhariyanto. (kaw)


Sumber: BPS

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 22 April 2024 | 12:07 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,47 Miliar pada Maret 2024

Senin, 22 April 2024 | 11:50 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Beras di Daerah Mulai Turun, Begini Hasil Pantauan BPS

Senin, 22 April 2024 | 10:25 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

Sabtu, 20 April 2024 | 16:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

BERITA PILIHAN
Selasa, 23 April 2024 | 17:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Kode Billing atas Pemotongan PPh Final UMKM

Selasa, 23 April 2024 | 17:15 WIB REFORMASI PAJAK

Jelang Implementasi Coretax, DJP Bakal Uji Coba dengan Beberapa WP

Selasa, 23 April 2024 | 17:00 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Tak Ada Lagi Pemutihan Denda, WP Diminta Patuh Bayar Pajak Kendaraan

Selasa, 23 April 2024 | 16:55 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Penyelesaian BKC yang Dirampas, Dikuasai, dan Jadi Milik Negara

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Selasa, 23 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Apresiasi 57 WP Prominen, Kanwil Jakarta Khusus Gelar Tax Gathering

Selasa, 23 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Barang Bawaan dari Luar Negeri yang Perlu Diperiksa via Jalur Merah

Selasa, 23 April 2024 | 14:49 WIB PAJAK PENGHASILAN

Ingat, PTKP Disesuaikan Keadaan Sebenarnya Tiap Awal Tahun Pajak