JAKARTA, DDTCNews –  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara seusai memutuskan semua hubungan kemitraan dengan JP Morgan Chase Bank baru-baru ini.
Ia mengatakan  pemutusan hubungan dengan JP Morgan dilakukan setelah pemerintah melakukan evaluasi. Hasilnya, kerja sama JP Morgan dinilai tidak menguntungkan pemerintah.
"Pemerintah Indonesia melakukan kerja sama karena menganggap bahwa ini akan menguntungkan untuk kita dan partner kita," kata Ani dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (3/1).
Seperti diketahui, dalam risetnya November 2016, lembaga keuangan tersebut menurunkan rekomendasi investasi di Indonesia dari overweight menjadi underweight.
Riset itu dianggap Kemenkeu berpotensi menimbulkan kesalahpahaman yang dapat mengganggu ekonomi Indonesia yang sedang berjuang untuk tumbuh di tengah pelemahan ekonomi global.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan menghormati semua produk yang dilakukan oleh lembaga riset asalkan harus akurat, kredibel, dan jelas metodologi risetnya.
Ia juga menambahkan sudah seharusnya semua lembaga partner pemerintah memiliki tanggung jawab menciptakan psikologis yang positif untuk perkembangan ekonomi Indonesia.
"Semakin besar namanya, dia semakin memiliki tanggung jawab lebih besar dari sisi kualitas dan kemampuan untuk menciptakan confidence," kata perempuan kelahiran Lampung, 53 tahun silam itu.
Sebagai informasi pemutusan kerjasama tersebut tertuang dalam Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-10023/PB/2016 mengenai pemutusan hubungan kerja dengan JP Morgan Chase Bank, yang diterbitkan atas Surat Menteri Keuangan Nomor S-1006/MK.08/2016.
Di sisi lain Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risio (DJPPR) Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menegaskan riset yang diterbitkan oleh JP Morgan mengenai penurunan peringkat utang Indonesia 2 tingkat dari overweight menjadi underweight tidaklah akurat.
Robert tentu mempertanyakan hasil riset tersebut yang diterbitkan pada tanggal 13 Nopember 2016. Menurut Robert riset tersebut tidak diambil berdasarkan penilaian yang lebih akurat dan kredibel.
Robert menilai JP Morgan jelas tidak memiliki kredibilitas dalam kinerjanya, maka dari itu pemerintah memiliki untuk memutuskan kerjasama. Karena JP Morgan telah keliru dalam menilai kondisi perekonomian nasional. (Amu)