Fasilitas pengolahan gas bumi. (foto: Pertamina.com)
JAKARTA, DDTCNews - Industri hulu migas masih dipandang memiliki peran strategis dalam menggerakkan ekonomi nasional. Berdasarkan catatan pemerintah, kegiatan usaha hulu migas menyumbang lebih dari 42% terhadap porsi keseluruhan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) berbasis sumber daya alam sepanjang 2022 lalu.
Capaian PNBP sektor migas tembus Rp148,7 triliun pada 2022, jauh di atas target awal yang dipasang pemerintah, yakni Rp139,1 triliun. Melihat potensi yang dimiliki industri hulu migas, Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap pengembangan lapangan gas bumi bisa makin ditingkatkan.
"Pemerintah mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri. Pemenuhan gas bumi bisa memacu geliat dunia usaha," kata Ma'ruf Amin saat meresmikan proyek strategis nasional Jambaran Tiung Biru (JBT) dan proyek lapangan gas MDA dan MBH di Jawa Timur beberapa waktu lalu, dikutip pada Senin (13/2/2023).
Dikutip dari dokumen Informasi APBN 2023 yang dirilis Kementerian Keuangan, pendapatan dari PNBP pada tahun ini dipatok senilai Rp441,4 triliun. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan target PNBP pada tahun lalu, yakni Rp481,6 triliun.
Khusus PNBP sektor migas, pemerintah mamatok target di level Rp131,2 triliun dengan perkiraan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang senilai US$90 per barel, dan target PNBP BLU Balai Besar Pengujian Migas Lemigas sejumlah Rp150 miliar.
Ada beberapa hal yang membuat target pendapatan negara dari PNBP mengalami penurunan. Salah satunya, prospek harga komoditas migas dan minerba pada 2023 yang tidak akan setinggi realisasi harga pada 2022 lalu.
Kemudian, penjualan hasil tambang dan domestic market obligation (DMO) yang lebih rendah sejalan moderasi harga komoditas minyak dan minerba.
"Pendapatan BLU sawit sejalan normalisasi harga CPO yang diperkirakan juga tidak akan setinggi tahun 2022 lalu," tulis Kemenkeu dalam laporannya. (sap)