Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mencatat kinerja APBN pada semester 1/2022 mengalami surplus pendapatan senilai Rp73,6 triliun atau setara dengan 0,39% dari produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pendapatan negara sudah mencapai Rp1.317,2 triliun sepanjang paruh pertama tahun ini. Sementara itu, realisasi belanja negara sudah mencapai Rp1.243,6 triliun.
"Ini berarti APBN kita defisitnya lebih rendah, merespons kondisi yang sekarang sangat volatile di sektor keuangan," katanya dalam rapat bersama Banggar DPR, Jumat (1/7/2022).
Sri Mulyani menuturkan pemerintah melakukan perubahan postur APBN sejalan dengan kondisi ekonomi pada saat ini. Defisit APBN 2022 yang semula Rp868 triliun atau 4,85% PDB, kini menjadi Rp840 triliun atau 4,5% PDB melalui Perpres 98/2022.
Dari pendapatan negara senilai Rp1.317,2 triliun, penerimaan perpajakan menyumbang Rp1.035,9 triliun yang terdiri atas penerimaan pajak Rp868,3 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp167,6 triliun. Sementara itu, realisasi PNBP menyumbang Rp281 triliun.
Lebih lanjut, realisasi belanja negara sudah mencapai Rp1.243,6 triliun. Realisasi belanja tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat senilai Rp876,5 triliun serta belanja transfer ke daerah dan dana desa sejumlah Rp376,1 triliun.
Menurut Sri Mulyani, surplus APBN berdampak terhadap penurunan pembiayaan utang. Pada semester I/2022, pembiayaan utang baru senilai Rp153,5 triliun, atau lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu yang menyentuh Rp421,1 triliun.
"Pembiayaan anggaran kami coba untuk menjaga lebih rendah karena cost of fund lebih tinggi dan market menjadi lebih volatile. Kami meng-issued utang menjadi lebih rendah," ujar menkeu. (rig)