Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu.
JAKARTA, DDTCNews - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menyebut laju inflasi Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia pada saat ini.
Febrio mengatakan kenaikan inflasi menjadi salah satu hal yang diwaspadai pemerintah di tengah tren pemulihan ekonomi. Namun, inflasi pada April 2022 yang mencapai 3,47% secara tahunan masih sesuai dengan outlook pemerintah, yaitu 3% plus minus 1%.
"Kami melihat inflasi di April dibandingkan dengan banyak negara, relatif sangat rendah," katanya, Jumat (13/5/2022).
Febrio menuturkan beberapa negara maju tengah mengalami lonjakan inflasi akibat membaiknya permintaan setelah pandemi Covid-19. Selain itu, perang antara Rusia dan Ukraina justru menimbulkan disrupsi rantai pasok sehingga berbagai harga komoditas pangan dan energi makin melambung.
Beberapa negara dengan tingkat inflasi tinggi di antaranya Rusia sebesar 16,7% pada April 2022 dan Amerika Serikat sebesar 8,3%.
Dia menilai laju inflasi di negara maju biasanya akan direspons dengan pengetatan kebijakan moneter. Untuk itu, pemerintah akan berupaya agar tekanan dari eksternal tersebut tidak sampai berdampak pada konsumsi dan inflasi di dalam negeri.
Di dalam negeri, Febrio menyebut mulai terlihat kenaikan sejumlah barang sehingga laju inflasi mengalami peningkatan. Meski demikian, tetap ada beberapa barang lain yang harganya relatif rendah seperti beras sehingga tingkat inflasi lebih terkendali.
Sejalan dengan itu, APBN akan berperan sebagai shock absorber dalam menjaga pemulihan ekonomi tetap berlanjut dengan melindungi daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga komoditas.
"Kami terus menjaga karena kami harus memastikan daya beli masyarakat miskin dan rentan bisa dikelola dengan baik," ujar Febrio. (rig)