Presiden Jokowi. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya seluruh sektor industri melakukan hilirisasi. Tujuannya, meningkatkan nilai tambah atas setiap produk mentah yang dihasilkan.
Presiden menyayangkan kemampuan sebagian besar industri dalam negeri yang selama ini hanya bisa mengekspor raw material. Padahal jika mampu mengolahnya sendiri maka keuntungan yang didapat bisa jauh lebih tinggi.
"Artinya apa? Kalau tambang ya kita jangan hanya menjadi tukang gali saja. Kalau kita hanya tukang gali kemudian kita kirim ke luar, mereka buat smelter di sana kemudian dijadikan barang setengah jadi atau barang jadi kemudian kembali ke sini kita beli," ujar Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu (13/10/2021).
Satu contoh kebijakan hilirisasi sektor pertambangan yang sedang gencar dilakukan pemerintah adalah pembangunan pabrik baterai. Cara ini bisa mencegah bijih nikel diekspor keluar sebagai raw material tanpa ada tambahan nilai produk. Pembangunan industri hilir nikel juga sejalan dengan target pemerintah memasifkan pemanfaatan mobil listrik.
Serupa dengan kejadian di sektor tambang, sektor perikanan juga butuh hilirisasi besar-besaran. Dibangunnya industri pengolahan produk perikanan, menurut Jokowi, bisa menghindarkan status Indonesia sebagai 'tukang tangkap ikan' saja.
"Atau pada saat kita mendapatkan booming kayu hanya tebang, tebang, tebang tapi enggak ada industri perkayuan, enggak ada industri permeubelan. Sehingga nilai tambahnya juga kita kehilangan kesempatan itu," kata Jokowi.
Di sektor perkebunan, Jokowi menyoroti ekspor minyak kelapa sawit. Ia menargetkan suatu saat Indonesia bisa menyetop ekspor CPO dan mengalihkannya ke industri produk turunan sawit seperti kosmetik, makanan, hingga biodiesel. Serapan CPO oleh industri domestik dipercaya bakal meningkatkan keuntungan ketimbang sekadar ekspor produk mentahnya.
"Jangan sampai kita grogi gara-gara kita digugat di WTO [Organisasi Perdagangan Dunia]. Jadi siapkan lawyer kelas internasional juga enggak kalah kita," kata Jokowi. (sap)