FUNTAXTIC 2021

Pupuk Generasi Sadar Pajak, Kanwil Jaksel II Gelar Funtaxtic

Redaksi DDTCNews
Kamis, 30 September 2021 | 16.07 WIB
Pupuk Generasi Sadar Pajak, Kanwil Jaksel II Gelar Funtaxtic

Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan II Jatnika. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Kanwil Ditjen Pajak (DJP) Jakarta Selatan II menggelar program peningkatan kesadaran pajak dengan melibatkan siswa setingkat SMA. Program yang berjuluk Funtaxtic 2021 ini diikuti 20 sekolah, baik SMA, SMK, dan MA. 

Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan II Jatnika mengatakan sekolah yang dilibatkan dalam Funtaxtic 2021 ini memang berada di wilayah kerja instansi yang dipimpinnya. Rangkaian acara yang digelar pada 26-30 September 2021 ini menjadi sarana pemerintah untuk mengenalkan pengetahuan perpajakan kepada calon pembayar pajak di masa depan.

"Ini bagian dari mengenalkan pajak kepada siswa yang menjadi calon pemimpin, calon pengusaha di masa depan," katanya dalam acara Funtaxtic pada Kamis (30/9/2021).

Jatnika menyampaikan format acara pada tahun ini masih digelar secara virtual untuk memastikan protokol kesehatan tetap dilaksanakan dengan baik. Pada rangkaian Funtaxtic 2021 diadakan berbagai kegiatan seperti lomba dan talk show seputar kesadaran pajak.

Menurutnya, agenda peningkatan kesadaran pajak ini menjadi bagian penting dalam proses penyuluhan dan Humas DJP pada masa pandemi Covid-19. Makin banyak generasi muda yang sadar pajak sejak dini diharapkan akan meningkatkan kepatuhan pajak dalam jangka panjang.

"Mereka yang sudah sejak dini tahu masalah perpajakan maka ke depan akan lebih mudah menggali penerimaan dari sisi perpajakan," terangnya.

Jatnika menambahkan kesadaran pajak yang tinggi menjadi penopang penting bagi kemandirian bangsa. Pasalnya, kesadaran pajak berkorelasi dengan kepatuhan membayar pajak sebagai tulang punggung pendapatan negara.

Menurutnya, sumber penerimaan yang dapat diandalkan dalam jangka panjang hanya dari penerimaan perpajakan. Pasalnya, sumber daya alam akan habis jika terus menerus digali dan pilihan pembiayaan utang tidak ideal dalam menjaga kemandirian bangsa.

"Sumber penerimaan dari migas lama kelamaan akan berkurang karena terus diambil. Sumber lain dari pinjaman kalau terus menerus dilakukan membuat makin banyak utang yang akan memberatkan generasi yang akan datang. Satu-satunya yang bisa diandalkan ke depan adalah perpajakan dengan kita semua yang membayarnya," imbuhnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.