Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan realisasi indeks harga konsumen (IHK) Juli 2021 melalui konferensi video, Senin (2/8/2021). (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen pada Juli 2020 mengalami kenaikan atau inflasi sebesar 0,08%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan tingkat inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,81%, sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,52%. Menurutnya, inflasi pada Juli 2021 disebabkan naiknya harga sejumlah komoditas di tengah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
"Pada bulan juli 2021, perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan adanya peningkatan," katanya melalui konferensi video, Senin (2/8/2021).
Margo mengatakan hanya ada 2 dari 11 kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi pada Juli 2021, yakni transportasi serta perawatan pribadi dan jasa lainnya, yakni masing-masing 0,01% serta 0,07%. Namun, andilnya relatif kecil terhadap inflasi pada Juli 2021.
Sementara itu, inflasi terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran kesehatan. Inflasinya sebesar 0,24% dengan andil 0,01%. Jika diperinci, inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok obat-obatan dan produk kesehatan serta subkelompok jasa rawat.
Meski demikian, inflasi pada Juli 2021 utamanya didorong kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok tersebut mengalami inflasi 0,15% dengan andil terhadap inflasi 0,04%.
Komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi misalnya cabai rawit yakni sebesar 0,03%. Kemudian, ada tomat, bawang merah, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01%.
Pada kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki, terjadi inflasi sebesar 0,08%, perumahan dan air listrik 0,05%, serta perlengkapan rumah tangga 0,11%. Sementara pada kelompok pengeluaran informasi dan jasa keuangan, terjadi inflasi 0,03%, rekreasi dan olah raga 0,05%, pendidikan 0,18%, serta penyediaan makanan dan minuman 0,05%.
Jika dilihat berdasarkan pada komponennya, lanjut Margo, komponen inti mengalami inflasi 0,07% dengan andil 0,05%. Kemudian, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 0,05% dengan andil 0,01%. Komponen harga bergejolak mengalami inflasi 0,14% dengan andil 0,02%.
"Pada bulan Juli 2021, terbesar kenaikannya itu terjadi pada komponen harga bergejolak yaitu 0,14%," ujarnya.
Dari 90 kota yang disurvei, Margo menyebut terdapat 61 kota yang mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong, yakni sebesar 1,51%. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Sampit, yakni sebesar 0,01%.
Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,60%. Adapun deflasi terendah terjadi di Maumere dan Samarinda, masing-masing sebesar 0,01%. (kaw)