Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat konferensi video, Kamis (10/6/2021).
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah memprediksi ekonomi digital Indonesia memiliki peluang besar untuk terus tumbuh hingga 8 kali lipat pada 2030.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan produk domestik bruto (PDB) dari sektor ekonomi digital pada 2020 tercatat baru Rp632 triliun. Angka itu diperkirakan akan melonjak menjadi Rp4.531 triliun dalam 9 tahun mendatang.
"Pertumbuhan ekonomi digital akan tumbuh 8 kali lipat dari Rp632 triliun menjadi Rp4.531 triliun," katanya, dikutip pada Jumat (11/6/2021).
Lutfi mengatakan perdagangan elektronik atau e-commerce akan menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan PDB ekonomi digital. Menurut hitungannya, e-commerce akan berkontribusi hingga Rp1.900 triliun atau 34%.
Kemudian, ada sumbangan dari business-to-business (B2B) dengan besaran Rp763 triliun atau 13%, sedangkan health-tech Rp471,6 triliun atau 8%.
Selain itu, Lutfi juga memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh dari Rp15.400 triliun menjadi Rp24.000 triliun pada 2030. Menurutnya, Indonesia juga akan memiliki kontributor PDB terbesar di Asean yaitu mencapai 55%.
Namun demikian, ia menilai masih banyak potensi ekonomi digital yang perlu dikembangkan. Hal ini dikarenakan kontribusi ekonomi digital baru berkontribusi sekitar 4% terhadap PDB nasional pada 2020.
Pada sektor makanan dan minuman saja, nilainya mencapai Rp3.669 triliun. Namun yang dapat terlayani oleh e-commerce hanya 0,5% atau Rp18 triliun.
Menurut Lutfi, pemerintah akan melakukan sejumlah cara untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital di antaranya adalah memperbaiki infrastruktur telekomunikasi serta perlindungan konsumen digital.
Pemerintah juga berharap Indonesia mampu memanfaatkan perkembangan teknologi gelombang baru seperti teknologi 5G, internet of things, blockchain, artificial intelligence, hingga cloud computing untuk menunjang ekonomi digital.
"Termasuk juga tenaga kerja atau SDM yang berketerampilan khusus di bidang teknologi merupakan salah satu pilar dasar yang penting. Ekosistem inovasi pun penting untuk menghidupkan digital ekonomi tersebut," ujar Lutfi. (rig)