INVESTASI ASING

Bertemu Kanselir Jerman, Jokowi Tawarkan Investasi di KIT Batang

Dian Kurniati
Rabu, 14 April 2021 | 11.00 WIB
Bertemu Kanselir Jerman, Jokowi Tawarkan Investasi di KIT Batang

Presiden RI Jokowi dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat secara resmi membuka Hannover Messe 2021, secara virtual, Senin (12/04/2021). (Foto: BPMI Setpres/ Muchlir Jr)

JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawarkan berbagai kesempatan kerja sama di bidang investasi kepada Kanselir Jerman Angela Merkel di antaranya seperti pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah.

"Saya menawarkan kepada Jerman untuk mengembangkan kawasan industri khusus Jerman (German Industrial Quarter) di Kawasan Industri Terpadu Batang," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (14/4/2021).

Saat ini, pemerintah tengah membangun KIT Batang yang dirancang untuk menampung investor asing yang ingin merelokasi pabriknya. Pemerintah juga telah memberi suntikan modal hingga Rp977 miliar untuk membangun KIT Batang tersebut.

Tak hanya itu, pemerintah juga menjanjikan berbagai fasilitas untuk menarik investor menanamkan modalnya ke kawasan tersebut, termasuk dari sisi fiskal.

Jokowi menilai Merkel telah melihat potensi yang dimiliki Indonesia untuk menjadi mitra penting Jerman. Dia pun merespons kehadiran investasi tersebut akan memegang peranan penting dalam pemulihan ekonomi.

Selain itu, kepala negara juga menjelaskan berbagai upaya pemerintah dalam memudahkan investasi, di antaranya melalui penerbitan UU Cipta Kerja. Menurutnya, investor Jerman dapat memanfaatkan berbagai kemudahan tersebut dalam suatu bentuk kerja sama.

Kerja sama yang bisa dijalin antara lain kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui sekolah vokasi serta peningkatan investasi industri Jerman untuk membangun basis produksi dan rantai pasok global Jerman di kawasan.

Jokowi dan Merkel dalam pertemuan bilateral secara virtual tersebut juga menyinggung isu kesehatan, stabilitas kawasan, dan perubahan iklim. Soal isu kesehatan, kedua kepala pemerintahan menyepakati untuk menentang nasionalisasi vaksin Covid-19.

Dari sisi perubahan iklim, keduanya memiliki komitmen yang sama untuk mengurangi emisi karbon. Adapun soal stabilitas kawasan, Jokowi dan Merkel akan sama-sama mendorong perdamaian di Myanmar.

"Dialog ini diharapkan dapat segera dilakukan, untuk mengembalikan demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di Myanmar," ujar Jokowi. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.