Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.Â
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut posisi utang Indonesia masih tergolong rendah di tengah pandemi Covid-19.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah memperbesar pembiayaan pada APBN untuk menangani pandemi Covid-19 beserta dampaknya kepada masyarakat. Meski demikian, dia menyebut rasio utang Indonesia masih berada pada kisaran 38% terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Rasio utang terhadap PDB Indonesia masih di kisaran 38% terhadap PDB. Masih relatif rendah tetapi harus diperhatikan," katanya dalam webinar Fitch on Indonesia 2021, Rabu (24/3/2021).
Sri Mulyani mengatakan APBN telah berperan sebagai countercyclical dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dari tekanan pandemi Covid-19. Pemerintah pun memperlebar defisit APBN hingga di atas 3% terhadap PDB sepanjang 2020-2022 untuk mendukung pemulihan ekonomi tersebut.
Dia menyebut fokus belanja pemerintah saat ini terdiri atas penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial, dukungan UMKM, serta dorongan pemulihan dunia usaha. Dengan tingginya kebutuhan belanja akibat pandemi Covid-19, dia menilai posisi utang Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya.
Secara umum, Sri Mulyani menilai ada banyak faktor yang diwaspadai pemerintah saat ini, termasuk kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS (US Treasury), khususnya tenor 10 tahun. Menurutnya, kebijakan AS bisa mempengaruhi pasar keuangan Indonesia, terutama soal capital outflow.
"Pemerintah dan Bank Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan upaya mempercepat pemulihan ekonomi dengan memperhatikan stabilitas ekonomi," ujarnya.
Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah hingga akhir Februari 2021 mencapai Rp6.361 triliun. Posisi utang tersebut naik 2,05% dibandingkan dengan posisi pada Januari 2021 senilai Rp6.233 triliun.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat Fitch Ratings mempertahankan peringkat utang Indonesia pada posisi BBB, dengan outlook stabil. Sri Mulyani pun menyebut Fitch memandang Indonesia sebagai negara yang masih diminati investor.
Dia kemudian menegaskan pemerintah akan terus berupaya mempercepat penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. (kaw)