Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. (Foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menegaskan defisit APBN Indonesia akan kembali di bawah 3% pada 2023, seperti diatur dalam UU No.2/2020.
Suahasil mengatakan pemerintah saat ini perlu memperlebar defisit APBN hingga 6,34% karena penerimaan pajak menurun sedangkan kebutuhan anggaran yang besar akibat pandemi Covid-19.
Mulai tahun depan, pemerintah akan menurunkan defisit secara perlahan ke level 5,7% dan berlanjut pada 2022. "Kami sudah mengatakan [defisit] Indonesia harus kembali ke bawah 3%, karena itu sumber kredibilitas kita selama ini," katanya kepada DDTCNews, Rabu (16/12/2020).
Suahasil mengatakan pandemi menyebabkan berbagai aktivitas ekonomi terhenti hingga Indonesia mengalami resesi. Dalam situasi tersebut, belanja pemerintah harus menjadi bantalan agar kontraksi ekonomi tidak semakin tajam.
Pemerintah merencanakan konsolidasi fiskal akan mulai berjalan pada 2021. Meski demikian, Suahasil menyebut pengelolaan keuangan negara tetap akan fleksibel menyesuaikan kebutuhan anggaran penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Dia menjelaskan konsolidasi fiskal berarti menyeimbangkan antara peningkatan dari sisi penerimaan dan efisiensi belanja negara. Jika penerimaan negara kembali pulih dan belanja penanganan Covid-19 semakin kecil, defisit anggaran berpeluang besar kembali ke bawah 3%.
Menurutnya, Kemenkeu telah membuat kajian mendalam sebelum menetapkan ruang pelebaran defisit APBN hanya 3 tahun. Dengan berkaca pada pandemi flu Spanyol pada 1918, pemerintah meyakini penanganan masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi bisa rampung dalam 3 tahun.
Selain itu, Suahasil juga mengklaim Indonesia selama ini terkenal selalu disiplin dalam mengelola APBN di antara negara-negara lain. Pelebaran defisit APBN tahun ini pun masih lebih kecil dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, dan negara-negara di Eropa.
"Disiplin ini artinya kalau ngutang nggak pernah bikin kita kayak di negara-negara benua Amerika Latin, yang defisitnya tiba-tiba naik karena macam-macam lah," ujarnya. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.