Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi tingkat inflasi sepanjang 2020 hanya akan sebesar 1,5%.
Sri Mulyani menyebut proyeksi inflasi tersebut menjadi yang terendah dalam 6 tahun terakhir. Menurutnya, inflasi yang rendah disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.
"Outlook 2020, kami perkirakan inflasi 1,5%. Sangat rendah dalam 6 tahun terakhir. Jauh lebih rendah, single digit, dan sangat rendah," katanya melalui konferensi video, Selasa (1/12/2020).
Sri Mulyani mengatakan pandemi Covid-19 telah menyebabkan daya beli masyarakat menurun tajam di hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal itu misalnya tercermin dari laju inflasi dan kontraksi pada pertumbuhan ekonomi.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan tingkat inflasi pada November 2020 sebesar 0,28%. Sementara itu, inflasi secara secara tahun berjalan tercatat hanya 1,23%.
Indonesia juga sempat mengalami deflasi dalam 3 bulan berturut-turut, yakni sepanjang Juli hingga September 2020. Pada Oktober 2020, indeks harga konsumen (IHK) mulai kembali naik (inflasi) walaupun dengan angka yang kecil, yakni 0,07%.
Sri Mulyani menyebut inflasi yang rendah pada satu sisi lainnya memang berdampak pada efek beban dana (cost of fund) yang rendah. Meski demikian, pemerintah tetap akan mewaspadai dampaknya terhadap daya beli masyarakat.
"Kami tetap perlu berhati-hari melihat dari sisi demand yang harus perlu diperkuat," ujarnya. (kaw)