KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Instruksikan Impor Bahan Baku Alat Pelindung Diri Dipermudah

Dian Kurniati
Senin, 30 Maret 2020 | 16.20 WIB
Jokowi Instruksikan Impor Bahan Baku Alat Pelindung Diri Dipermudah

Presiden Joko Widodo.

JAKARTA, DDTCNews—Presiden Joko Widodo memerintahkan seluruh proses importasi bahan baku berbagai alat kesehatan untuk penanganan virus Corona dipermudah, terutama alat pelindung diri (APD) yang dikenakan paramedis saat merawat pasien.

Jokowi mengatakan kebutuhan APD hingga akhir Mei 2020 ditaksir mencapai 3 juta unit. Dia berharap pengadaan APD ditempuh dengan mendatangkan bahan baku untuk diproduksi di dalam negeri, ketimbang membeli dalam bentuk jadi.

“Untuk mendukung produksi APD, saya juga minta diberikan kemudahan bahan baku yang masuk dari impor. Berikan kemudahan. Saat ini stok APD sangat terbatas,” katanya saat membuat rapat terbatas melalui konferensi video, Senin (30/3/2020).

Jokowi menambahkan proses pengadaan APD untuk paramedis yang menangani pasien virus corona harus mengutamakan dari produsen di dalam negeri. Dia menyebut saat ini ada 18 produsen APD lokal yang siap meningkatkan produksinya.

Jokowi memperkirakan proses importasi bahan baku akan lebih mudah daripada membeli APD dalam bentuk jadi. Pasalnya, saat ini semua negara yang terinfeksi corona atau Covid-19 juga membutuhkan APD, sehingga akan sulit untuk mendapatkannya.

Tahun lalu, Menteri Keuangan Sri mulyani berkata telah meneken Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 171/PMK.04/2019 yang membebaskan impor barang untuk keperluan kesehatan dari bea masuk.

Izin importasi alat kesehatan untuk penanganan virus Corona juga telah dipermudah, dari sebelumnya di Kementerian Perdagangan menjadi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bahkan secara online melalui Indonesia National Single Window (INSW).

Meski begitu, kemudahan izin dan pembebasan bea masuk impor itu belum memasukkan impor bahan baku APD.

Di samping itu, Jokowi meminta dukungan penuh untuk mempercepat pengembangan alat ventilator agar bisa diproduksi di dalam negeri. Menurutnya, alat itu sudah langka karena semua negara sangat membutuhkannya untuk penanganan pasien virus.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.