INFLASI TAHUNAN

Karena Emas Perhiasan dan Cabai, Inflasi Oktober 2025 Naik Jadi 2,86%

Aurora K. M. Simanjuntak
Senin, 03 November 2025 | 12.15 WIB
Karena Emas Perhiasan dan Cabai, Inflasi Oktober 2025 Naik Jadi 2,86%
<p>Pedagang menyortir bawang merah dan cabai keriting di Pasar Barito Ternate, Maluku Utara, Kamis (23/10/2025). Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut dari 38 provinsi di Indonesia sebanyak 25 provinsi berhasil menjaga tekanan inflasi tetap dalam kisaran level nasional sementara itu Sumatera Utara mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 5,32 persen dan Maluku Utara mengalami deflasi 0,17 persen. ANTARA FOTO/Andri Saputra/agr</p>

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada Oktober 2025 mencapai 2,86% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 2,65%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengatakan kenaikan inflasi pada Oktober 2025 antara lain disebabkan inflasi pada komoditas cabai merah dan emas perhiasan.

"Secara year on year pada Oktober 2025, terjadi inflasi sebesar 2,86% atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 106,01 pada Oktober 2024 menjadi 109,04 pada Oktober 2025," katanya, Senin (3/11/2025).

Pudji menjelaskan inflasi tahunan disebabkan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mencapai 4,99% dengan andil terhadap keseluruhan tingkat inflasi sebesar 1,43%. Komoditas dengan andil inflasi terbesar ialah cabai merah.

Selain kelompok makanan, minuman dan tembakau, komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi secara dominan adalah emas perhiasan.

Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan masih mengalami deflasi sebesar 0,25% secara tahunan pada Oktober 2025. Adapun andil deflasinya sebesar 0,01%.

Lebih lanjut, Pudji menyampaikan inflasi terjadi pada seluruh komponen, yakni komponen inti, komponen harga diatur pemerintah, dan komponen harga bergejolak.

"Inflasi tahunan Oktober 2025, seluruh komponen mengalami inflasi secara tahunan," tuturnya.

Pudji memaparkan komponen inti mengalami inflasi tahunan 2,36%, dengan andil paling besar yakni mencapai 1,52% terhadap keseluruhan inflasi. Komoditas yang memengaruhi kenaikan inflasi antara lain emas perhiasan, minyak goreng dan kopi bubuk.

Berikutnya, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 1,45%, dengan andil inflasi 0,29%. Adapun komoditas yang turut memberikan andil inflasi antara lain tarif air minum PAD di 14 wilayah dan sigaret kretek mesin (SKM).

Sementara itu, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 6,59% dengan andil terhadap keseluruhan inflasi sebesar 1,05%. Komoditas yang dominan memengaruhi inflasi adalah cabai merah, beras, bawang merah dan daging ayam ras. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.