JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bakal menggalakkan pengawasan dan penindakan terhadap barang-barang impor yang masuk ke Indonesia, terutama melalui pelabuhan atau bandara.
Purbaya mengatakan masuknya barang impor jadi dengan harga murah menimbulkan disrupsi di pasar domestik dan menekan daya saing produk lokal. Dia juga akan meninjau kinerja petugas Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) selaku pengawas lalu lintas barang dari dan/atau ke luar negeri (cross border).
"Bea Cukai akan kita cek lagi, nanti saya akan random ke beberapa tempat Bea Cukai. Kita lihat, yang penting distorsi ke pasar hilang, jadi barang-barang selundupan itu enggak ada lagi," ujarnya, dikutip pada Rabu (8/10/2025).
Purbaya meyakini pengawasan ketat ini juga bertujuan untuk melindungi pasar tekstil Indonesia. Menurutnya, saat ini industri mesti bersaing dengan tekstil dan produk tekstil (TPT) impor yang membanjiri pasar domestik sehingga produk lokal menjadi kurang berdaya saing.
Menkeu lantas mencontohkan banyak busana muslim yang diperdagangkan di pasar domestik ternyata merupakan impor dari China.
"Saya waktu itu kagum lihat fashion show busama muslim, bagus-bagus. Tapi enggak lama saya dengar 99% busana muslim di sini dikuasai produk-produk China. 'Kan jadi lucu. Kita belagak bagus-bagus, yang kuasai pasar kita sana [China]," katanya.
Selain produk impor jadi yang masuk secara legal, Purbaya menyoroti industri tekstil juga bersaing dengan produk-produk yang masuk ke Indonesia secara ilegal.
Sejalan dengan itu, dia menilai pengawasan dan penindakan barang ilegal perlu digencarkan guna memberantas impor TPT ilegal yang mengganggu pasar domestik. Agar pengawasan berjalan optimal, dia juga berencana melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa pelabuhan.
"Yang ilegal-ilegal itu saya akan beresin supaya industri tekstil dan garmen lokal maju. Jadi mereka maju, kita maju. Saya enggak akan ngasih pasar kita ke negara lain tanpa perlawanan," tegas Purbaya. (dik)