JAKARTA, DDTCNews - Presiden Prabowo Subianto ternyata meminta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk belajar kepada Dirjen Pajak Bimo Wijayanto.
Saat dilantik kemarin, Purbaya mengatakan Prabowo menugaskannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, Prabowo tidak memberinya pesan khusus soal kebijakan penerimaan negara.
"Saya disuruh [Prabowo] belajar sama Dirjen Pajak [Bimo Wijayanto]," katanya, dikutip pada Selasa (9/9/2025).
Purbaya merupakan lulusan sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia baru mendalami keilmuan ekonomi melalui jenjang pendidikan master dan doktor di bidang ilmu ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
Purbaya lama berkarier di industri jasa keuangan sebelum akhirnya menjadi birokrat. Sebelum menjadi menkeu, dia juga sempat menduduki posisi ketua dewan komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Guna menjawab keraguan publik soal kemampuannya di bidang fiskal, Purbaya menyatakan telah memiliki bekal pengalaman yang memadai. Misal saat era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2008, dia aktif di lembaga think tank yang berfokus pada kebijakan fiskal.
Kemudian ketika pandemi Covid-19, dia membantu Presiden Joko Widodo merumuskan kebijakan fiskal yang baik saat itu.
Di sisi lain, dia dalam menjalankan tugas sebagai menkeu juga akan didukung oleh jajaran yang kuat dan solid di Kemenkeu.
"Saya sudah kenal lama dengan fiskal. Ini ahli fiskal kita, Pak Suahasil [Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara]. Saya enggak akan terlalu gamang, saya enggak perlu waktu untuk belajar lagi," ujarnya.
Sebagai menkeu, Purbaya antara lain menyoroti data tax ratio yang cenderung konstan dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, tax ratio akan meningkat hanya jika pertumbuhan ekonomi bisa terakselerasi.
Oleh karena itu, dia bakal menyisir instrumen fiskal yang dapat dioptimalkan untuk menggerakkan perekonomian.
"Kita akan membuat fiskal mempunyai daya dorong yang optimal buat perekonomian," imbuhnya. (dik)