KEBIJAKAN PEMERINTAH

Redam Sentimen Negatif, Mendagri Minta Pemda Rem Agenda Seremonial

Redaksi DDTCNews
Selasa, 02 September 2025 | 17.30 WIB
Redam Sentimen Negatif, Mendagri Minta Pemda Rem Agenda Seremonial
<p>Ilustrasi. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kanan) saat menyampaikan paparan dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/3/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.</p>

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan pemerintah daerah (pemda) agar mengerem kegiatan-kegiatan seremonial di tengah suasana demonstrasi.

Tito mengatakan semua kegiatan seremonial yang terkesan boros anggaran dapat ditunda hingga suasana demonstrasi mereda. Terlebih, untuk acara yang menggunakan panggung musik seperti pesta.

"Nanti kalau pesta-pesta ada musik-musiknya, dipotong, dibuat [video] Tiktok dan lain-lain. Nanti akan menimbulkan amunisi baru yang bisa digoreng oleh siapa pun yang ingin situasi enggak baik," katanya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025, Selasa (2/9/2025).

Tito menyebut rentetan demonstrasi yang terjadi sejak pekan lalu sebagai situasi yang sensitif. Oleh karena itu, pemda diminta menggelar seremoni kedinasan secara sederhana, termasuk untuk peringatan hari ulang tahun daerah.

Ketimbang membuat pesta besar, dia menyarankan pemda untuk memberikan santunan kepada anak yatim piatu dan warga tidak mampu.

"Itu jauh lebih bermanfaat di tengah situasi ini," ujarnya.

Pelaksanaan berbagai kegiatan seremonial oleh pemda biasanya didanai menggunakan APBD. Perlu diketahui, pendapatan dalam APBD utamanya disumbang oleh pajak daerah dan retribusi daerah, serta pendapatan dari transfer pemerintah pusat (berasal dari APBN).

Adapun pajak merupakan sumber penerimaan yang paling dominan di Indonesia, di mana sekitar 70% dari APBN bersumber dari penerimaan pajak.

Kepala Daerah Dilarang Flexing Kemewahan

Dengan maraknya penggunaan media sosial, Tito menilai setiap video atau foto dapat dipotong dan diberi narasi tertentu. Tidak hanya kegiatan pemda, sosok pejabat yang pamer (flexing) harta juga dapat menarik perhatian masyarakat.

Dia meminta semua kepala daerah menahan diri untuk flexing kemewahan, seperti dalam menggelar resepsi pernikahan. Menurutnya, imbauan untuk tidak flexing harta turut berlaku untuk keluarga kepala daerah.

"Jangan sampai ada flexing kemewahan, baik pejabat maupun keluarga. Tolong ingatkan keluarga masing-masing, terutama cara berpakaian, kemudian penggunaan cincin, jam tangan, perhiasan, dan kendaraan. Ini situasinya sangat tidak bagus, sensitif," imbuhnya.

Di tengah suasana demonstrasi, Tito juga meminta pemda menunda semua agenda keberangkatan ke luar negeri. Selain itu, semua kepala daerah dalam kondisi rawan wajib berada di daerahnya masing-masing untuk mengendalikan situasi bersama Forkompimda. (dik)

Editor : Dian Kurniati
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.